Suara Dari Tribun

Setiawan Saputra
Chapter #10

Sepuluh

Lolos ke Babak 16 Besar, memang menjadi sebuah kebanggaan dari klub Jaya FC. The Yellows tampak sangat bahagia, melihat tim yang mereka banggakan bisa lolos ke Babak 16 Besar. Begitu juga Jhony Handoko sang manajemen, pasti memiliki rasa bangga tersendiri.

Selang beberapa hari setelah pertandingan terakhir Jaya FC, lagi – lagi Jhony kedatangan tamu yang tak diundang. “Selamat pagi, Mas Jhony.” Ya, siapa lagi? Dia adalah Taufan.

“Pagi, Pak Taufan, silakan masuk,” sapa dari Jhony masih ramah terhadap pria itu.

“Bagaimana kabar, Mas? Oh, iya saya ucapkan selamat telah lolos ke Babak 16 Besar,” kata Taufan sambil menjabat tangan Jhony.

“Ooh, iya. Terima kasih, Pak.”

Jhonny belum sempat mempersilakan pria itu untuk duduk, tapi dengan sendirinya Taufan mengambil posisi duduk di hadapan Jhony, tanpa menunggu perintah darinya. “Jadi, apa rencana Mas Jhony di Babak 16 Besar ini?” Taufan memulai basa basinya.

“Optimis aja, Pak. Insyaallah sampai promosi ke liga.”

“Aminnn., tapi bagaimana dengan rencana kita?”

Sebuah pertanyaan yang membingungkan bagi Jhony, rencana apa? Padahal Jhony tidak pernah memiliki rencana dengan orang ini. “Maaf, rencana yang mana?” tanya Jhony tidak tahu.

“Aah, masa lupa? Tawaran yang saya kasih itu lo.”

Ternyata benar, itu lagi yang ia bahas. Setiap kali Taufan berkunjung ke kantor PT. Jaya Putra. Ia selalu membahas tentang itu. “Hmm, gimana ya, Pak?” Jhony terdiam, ia tampak bingung harus menjawab bagaimana.

“Kalau Mas Jhony mau ikut tawaran saya, saya jamin Jaya FC musim ini bisa promosi ke Liga Utama.”

Jhony menghela napas pelan, semakin lama ia semakin sumpek dengan tawaran dan godaan dari Taufan. Entah kenapa ia terus mengejar – ngejar Manajemen Jaya FC, untuk ikut kerja samanya, padahal Jhony sudah menolaknya.

Suara mendeham terdengar dari mulut Jhony, kemudian ia menegakkan posisi duduknya dengan kedua mata menatap Taufan. “Sepertinya saya tidak ingin ikut tawaran itu, Pak. Jadi mohon maaf.”

“Okee, gini aja, Mas.” Taufan mengambil kopernya, kemudian ia taruh di atas meja Jhony.

Sementara Jhony tampak bingung, tak mengerti apa maksud dari Taufan. “Apa ini, Pak?” Taufan tidak menanggapinya, ia pun langsung membuka koper itu, dan tak disangka di dalam koper tersebut terdapat setumpuk uang berwana merah.

“Mungkin, Mas Jhony akan tertarik dengan ini.” kata Taufan tersenyum lebar setelah membuka koper itu.

Lihat selengkapnya