Suara Dari Tribun

Setiawan Saputra
Chapter #19

Sembilan Belas

Hari Jaya FC berlaga, sudah tak heran lagi jalanan di kawasan Stadion Sidjaya, selalu padat dipenuhi oleh The Yellows yang hendak berangkat menuju stadion. Masih di Babak 16 Besar, sore itu Jaya FC akan melakoni laga ke dua.

Rio meraih jersey berwarna kuning hitam, yang terlipat rapi di dalam lemari, dan mengenakan jersey tersebut berserta jaket hoodie berwarna hitam, kemudian Rio mengambil scraft berwana kuning hitam, bertulisan ‘Come On You Jaya FC’ dan sepatu kesayangannya berwarna putih dengan motif tiga garis hitam.

Rio muncul dari kamarnya, dengan atribut yang biasa ia kenakan saat nonton sepak bola di stadion. Kemudian Rio pun langsung bergegas mengambil motornya, dan segera beranjak dari rumahnya.

***

Rio telah sampai di kafe tempat biasanya kelompok BYB berkumpul, seperti biasanya Rio selalu datang bersama Gesya. Ya maklum pasangan baru, Rio dan Gesya langsung masuk ke dalam kafe itu, dan berjumpa dengan para anggota BYB.

Aldo yang sudah berada di dalam kafe, memandangi Rio dan Gesya, bahkan tatapannya menusuk ke salah satu orang yang memang sudah ia incar, yaitu Rio. Hingga akhirnya, mereka berdua pun duduk dan bergabung dengan kelompok BYB, Aldo tak hentinya memberikan tatapan tajamnya ke Rio.

“Pasangan baru, ke mana – mana selalu lengket.” Aldo mencibir Rio, tapi kali ini ia sangat berani mencibir Rio di hadapan kelompok BYB. Sementara Rio, Gesya, Verga, dan Yuda hanya diam mendengarkan cibiran Aldo.

“Berani dinikahin? Apa cuma minta hangatnya aja? Pria pencundang mana, yang cuma ingin enaknya aja sama perempuan?”

Rio merasa tersinggung dengan cibiran Aldo tadi, namun Rio masih bisa menahan emosinya, walaupun perkataan Aldo sudah sangat keterlaluan. Sementara Rio hanya memberi tatapan tajam, ke seorang pria asing itu.

“Kenapa, Boys? Tersinggung?” Aldo tersenyum remeh. “Kalau tersinggung jangan cuma diam, katanya Ultras, gitu aja kok nggak punya nyali? Oh, ya. Kamu kan Ultras layar tancap, Rio,” suara tawanya mulai terdengar licik.

Rio yang sudah mulai kehabisan kesabarannya, ia langsung berdiri dari tempat duduknya dan hendak menghampiri Aldo. Namun, seketika Verga, Yuda, dan Gesya langsung mencegah Rio.

“Sudah, Boys. Sama kelompoknya sendiri kok ribut?” ucap Verga menyudahi pertengkaran antara Aldo dan Rio. “Aldo, tolong omonganmu dijaga, jangan sampai kelompok BYB rusak gara – gara kamu.”

Aldo hanya diam dan mengangguk – anggukan kepala, sementara Rio masih tertahan oleh teman – temannya. Tatapan Rio tampak menajam ke seorang Aldo, ia sudah sangat murka dengan perkataan Aldo.

Di saat itu pula, Aldo beranjak dari tempat duduknya, dan pergi keluar dari kafe meninggalkan kelompok BYB. Sementara Verga, Yuda, dan teman – temannya melihat kepergian Aldo dengan curiga. Masalah apa yang sebenarnya terjadi kepada Aldo, kenapa Aldo berubah sikap seperti itu?

Gesya sedang berusaha menenangkan Rio, perkataan Aldo yang sudah sangat keterlaluan itu, membuat emosi Rio semakin melunjak, ia sudah tidak bisa bersabar lagi karenanya.

“Aku curiga dengan anak itu.” Verga menatap Yuda dan teman – temannya. “Kita harus mengawasi dia, kalau sampai ada sesuatu yang mencurigakan darinya, tolong kabarkan ke teman – teman semua, supaya kita bisa menyelesaikan masalah ini.”

***

Lihat selengkapnya