“Aku yakin, Mas. Pasti ada seseorang yang menunggangi The Yellows,” kata Verga, setelah Rio menjelaskan kronologi pengeroyokan terhadapnya. Verga dan Yuda sempat menolong Rio, dan membawanya ke rumah Adi. “Dan orang itu, adalah kelompok kita sendiri, anak BYB.”
Adi memandangi Verga, mendengarkan semua pembicaraan Verga. “Siapa orang yang kamu maksud, Ver?”
“Dia adalah Aldo,” jawab Verga.
“Aldo?”
“Yaa, Aldo orangnya, Mas. Bukanya aku nuduh, cuma anak itu memang sangat mencurigakan, tadi aja sebelum masuk ke stadion, dia hampir ribut sama Rio.”
Adi beralih menatap Rio yang masih terdiam di sana. “Ada masalah apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Adi kepada Rio, tetapi Rio masih membisu dan enggan membuka suaranya.
Sebenarnya ada yang terjadi pada dirinya dan Aldo, ia ingin menceritakan itu semua, tapi takut kalau akan terjadi masalah besar nantinya.
“Rio..,” panggil Adi, karena Rio masih belum menjawabnya. “Coba ceritakan, Rio. Jangan takut, nanti kita selesaikan masalah ini bersama – sama.”
Rio mulai menatap Adi, diringi dengan helaan napasnya yang begitu panjang. “Sebenarnya, Mas. Aku tidak mau membawa masalah ini ke dalam kelompok BYB, karena itu hanya masalah pribadi menurutku, Mas,” jelas Rio akhirnya berani membuka suaranya.
“Masalah pribadi seperti apa, kok sampai mengganggu kelompok BYB?” tanya Adi lagi, dengan suara nada khasnya yang begitu dingin.
Rio kembali menghela napas panjangnya untuk berapa saat, dan kembali berbicara tentang masalah Aldo. “Dia sakit hati, gara – gara pernah dikecewakan dengan Gesya, dia juga tidak suka melihatku dekat dengan Gesya, dan sempat mengacamku untuk menghabisiku di luar, Mas.”
Adi mendengar semua yang dibicarakan Rio, tapi ia masih bingung dengan sikap dan perlakuan Aldo sesama kelompok BYB. “Sebenarnya, masalah itu bisa diselesaikan secara pribadi. Tapi aku bingung, kenapa dia membawa masalah itu ke dalam urusan kelompok BYB?”
“Kalau menurutku, masalah Aldo bukan hanya di situ, Mas,” akhirnya Yuda juga ikut bersuara. “Aku yakin, pasti ada orang lain yang mempermainkan Aldo, sehingga dia menjadi sesosok banjingan.”
“Kita awasi dulu dia, jangan keburu menuduh tanpa ada buktinya,” ujar Adi memberi saran. “Kita awasi terus dia, setiap pergerakannya, langkah kakinya, dan tatapan matanya. Kalau kita sudah punya bukti yang jelas, baru kita beri tindakan pada anak itu.”
Selama ini Aldo memang sangat mencurigakan, tak hanya Rio yang merasakan itu, Verga dan Yuda juga berprasangka buruk terhadap Aldo. Akan tetapi, karena sikap Adi yang cukup tenang, ia menyarankan anak – anak BYB tidak terburu – buru menuduh Aldo sebagai pelakunya, melainkan mereka harus selalu mewaspadainya, setiap pergerakannya, langkah kakinya, dan tatapan matanya harus selalu diwaspadai.
***
Akhirnya Rio selamat sampai rumahnya, dengan kawalan kedua temannya yaitu Verga dan Yuda. Karena, mengingat keselamatan Rio sangatlah terancam. Namun, luka Rio masih terasa, mulai dari kaki, lengan, dan luka memar yang masih membekas di wajahnya. Rio tidak tahu harus berkata apa di hadapan adiknya, kalau sampai dia tahu kondisi Rio saat ini.
“Thanks, Boys. Sudah mengawal aku sampai rumah,” ucap Rio sambil tersenyum.
“Santai,” jawab Verga membalasnya dengan senyuman kecil. “Lain kali, kalau ada masalah jangan dipendam sendiri, Rio. Kamu punya kita, kita udah keluarga, kalau kamu terluka, Rio, kita semua juga ikut terluka. Sebaliknya kalau kamu bahagia, kita semua juga ikut bahagia. Tetap kuatkan tali kebersamaan, supaya kita bisa melawan seseorang yang menghadang kita.”