Rio melirik jam tangannya, menunjukan pukul setengah 9 malam. Ia sudah siap dengan jaket hoodie tebal berwarna hitam, sepatu, dan tas ransel. Malam itu Rio akan pergi ke Kota Metropolitan, untuk mengawal tim Jaya FC yang akan melakoni laga pembuka Babak Perempat Final besok sore.
Di Babak Perempat Final, memang diselenggarakan di tempat netral, mengharuskan kelompok The Yellows harus pergi ke luar kota, untuk mengikuti laga sebanyak tiga kali pertandingan.
Rio berjalan keluar kamar, menemukan adiknya yang tengah duduk di sofa ruang tengah. Sebelumnya Rio sudah berpamitan dengan adiknya, dan menyuruh temannya untuk menemani Desi saat Rio pergi ke luar kota.
“Desi, aku berangkat dulu.” Rio menghampiri Desi, untuk berpamitan.
“Bang, Desi masih takut,” katanya dengan memasang ekspresi cemas, entah apa lagi yang dirasakan Desi? Setiap Rio ingin berangkat bertandang, Desi selalu mendapat perasaan yang tidak enak.
“Kenapa lagi, Desi?”
“Nggak papa deh, Bang. Cuma perasaan Desi aja yang kurang enak, mungkin kalau Desi melarang Abang berangkat, toh Abang juga tetap nekat.” Rio hanya diam, memandangi Desi, mendengarkan apa yang dikatakan Desi. “Ya udah, Bang. Hati – hati ya.”
Rio hanya tersenyum sambil mengangguk. “Temen kamu belum datang?” tanya Rio mengalihkan pembicaraannya.
“Bentar lagi ke sini, Bang.”
“Ya udah, aku berangkat dulu.”
“Iya, Bang. Hati – hati ya, Bang.”
Rio menghela napasnya perlahan, kata – kata adiknya yang bernada 'Hati - hati' itu sangat meresahkan Rio. Perasaannya pun semakin mengganjal, ketika hendak berangkat. Rio menghela napasnya lagi, ia berharap semoga tak terjadi apa – apa saat bertandang.
***
Sesuai keputusan forum seluruh elemen The Yellows beberapa hari yang lalu, para Suporter Jaya FC termasuk kelompok BYB dan Bara Timur, yang akan ikut bertandang diharuskan untuk berkumpul di area Stadion Sidjaya.
Pengurus Suporter Jaya FC telah menyediakan sebanyak sepuluh bus, yang nantinya akan mengangkut para rombongan suporter menuju ke Kota Metropolitan. Selain itu, kelompok BYB sendiri telah menyediakan kendaraan lima bus dan tiga mobil untuk para anggotanya.
Dengan membawa tas ransel yang berisi scarft, sepanduk kebanggaan, pakaian ganti, handuk, dan peralatan mandi. Rio melangkahkan kakinya, memasuki bus yang dihuni oleh para rombongan anggota BYB. Rio duduk di bangku dekat jendela, dan di sebelahnya ada Gesya dan Siska.