“Hee, kawan lamaku,” seru Verga ketika melihat kemunculan Aldo dari balik pintu. ”Apa kabar denganmu? Lama sekali tak jumpa, kawan.” Sementara Aldo hanya melongo, ia bingung dengan kehadiran anak – anak BYB. Mereka tahu dari mana tentang apartemen ini?
“Rupa – rupanya kamu tinggal di sini, Aldo? Pantas saja, jarang sekali kumpul sama kita,” kata Yuda.
“Aku lagi sibuk sama kerjaan kantor,” jawab Aldo.
“Oohhh, kerja kantoran, Boys..” seru Verga, sementara anak – anak BYB hanya tertawa mendengar jawaban Aldo.
“Eh, sebentar,” sepertinya Verga sedang melihat sesuatu dari Aldo. “Kamu habis mandiin burung ya?”
“Ha?” Aldo tidak paham dengan maksud pertanyaan Verga.
“Itu sangkarnya masih kebuka,” ucap Verga sambil menunjuk ritsleting celana Aldo, yang memang masih terbuka. Dengan respons cepat, Aldo pun langsung menutup ritsletingnya itu. Hal tersebut, langsung memecah gelak tawa dari anak – anak BYB.
“Apa kalian? Sudah mending kalian pergi dari sini! Kalau mau ketemu sama aku, mending kita janjian di luar saja, jangan di sini!” Aldo hendak mengusir anak – anak BYB, tetapi tidak bisa, mereka masih tatap berdiri di depan ruangannya.
“Loh, kok kita diusir? Padahal kita datang ke sini ingin bertemu dengamu, Aldo,” protes Yuda yang tak terima dengan perkataan Aldo.
“Maaf ya, aku lagi sibuk. Lebih baik kalian pergi!” Aldo hendak menutup pintu, namun pintunya tertahan dengan hataman kaki Verga, hingga akhirnya pintu itu kembali terbuka.
Aldo mendengkus kesal, ekspresinya pun berubah tak mengenakan. “Kalian maunya apa? Kok cari masalah di sini, apa aku punya masalah sama kalian?”
Ekspresi mereka pun semakin kesal, tatapan dari pasang mata mereka menajam ke wajah Aldo. Menandakan, segera saatnya untuk menghabisi anak itu.
“Sikat, Boyysss!” Verga berseru, tak mau nunggu lama – lama lagi, Rio langsung memukul wajah Aldo. Setelah tubuhnya mundur terkena pukulan Rio, Yuda pun menambah pukulannya ke wajah Aldo. Verga juga tak mau ketinggalan, ia juga berkesempatan untuk memukuli Aldo hingga terjatuh.
Aldo tergeletak di lantai ruangan apartemennya, pelipis matanya mulai berdarah. Rio langsung membangunkan Aldo, kemudian Rio mendorong Aldo hingga terjatuh ke sebuah sofa, sedangkan anak – anak BYB langsung masuk ke dalam ruangan, dan langsung menggrumuni Aldo. Tatapan mereka pun tampak tajam mengitimidasi Aldo. “Aldo, kamu itu orang asing bodoh, yang terlalu mudah dibodohi,” cibir Yuda tajam.
“Buat apa kalian di sini? Pergi! Sebelum aku panggil sekuriti untuk mengusir kalian.”
“Mohon maaf, Aldo. Kamu bisa panggil sekurtiti, tapi kami bisa panggil polisi,” sahut Yuda dengan senyuman picik, bertanda mengancam Aldo.
“Tidak.., tidak bisa.., bagaimana kalian panggil polisi? Aku tidak bersalah.”
Yuda mengeluarkan lembaran kertas, yang berisi bukti – buktinya. “Kami punya bukti, Aldo,” ucapnya seraya menunjukan bukti itu.
Tak lama, Gesya pun keluar dari kamar Aldo, ia sudah memakai pakaian sebelumnya. Gesya berdiri di samping Rio, sambil tersenyum picik ke arah Aldo. Sementara Aldo masih tidak percaya, ia baru sadar ternyata mereka telah menjebaknya.