Aku adalah Usop. Duduk sendirian di kamar yang remang-remang adalah rutinitasku hampir setiap malam. Aku melakukannya hanya ditemani suara desau kipas angin yang berputar malas. Setiap hari hatiku terasa begitu sunyi tak berwarna. Aku merindukan sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa menggetarkan jiwa yang telah lama terlelap dalam rutinitas membosankan.
Aku hanyalah seorang buruh perkebunan sawit. Pahit getir sebagai seorang pekerja telah kumulai sejak masih duduk di bangku SMA. Hingga usiaku yang kini menginjak 33 tahun aku belum juga menemukan tambatan hati untuk kupersunting. Sementara di tengah masyarakat di sekitarku umumnya lelaki seusiaku ini sudah menikah dan memiliki anak lebih dari satu.
Dulu aku sempat hampir meminang seorang perempuan yang kusukai. Kami bertemu di tempat kami bekerja, tapi dia berasal dari daerah lain. Kami berdua telah menempuh jarak yang jauh, menyeberangi lautan dengan kapal feri berdua untuk bertemu dengan keluarganya. Namun, setelah sampai di kediaman keluarganya niatanku untuk mempersuntingnya itu tidak bisa kulanjutkan.
Kenangan pahit itu masih tersimpan di dalam kepalaku. Namun, menurutku kekecewaan tidak perlu berlarut-larut. Hingga saat ini kupikir hidup ini tidak perlu diambil pusing. Nikmati hiburan yang ada di depan mata, pergunakan uang secukupnya dan sisakan untuk sebagian diberikan kepada orangtua. Sebagai salah seorang anak laki-laki di keluargaku, aku perlu memberikan sebagian penghasilanku kepada orang tuaku. Ya, hanya sebatas itu.
Di saat aku menikmati hiburan sosial media, tanganku pun membuka aplikasi audio live streaming yang baru saja direkomendasikan oleh seorang teman lama. Seorang teman yang kutemui pada sebuah iklan aplikasi pertemanan online.
Aplikasi audio live streaming yang baru ku-install ini berbeda dengan aplikasi pertemanan online yang sebelumnya pernah kunikmati. Kalau dulu untuk berinteraksi secara tatap muka dengan para streamer cantik aku harus membayar biaya online per jamnya, sedangkan aplikasi yang baru ini seperti radio saja. Para streamernya siaran dan bisa dinikmati oleh banyak pengguna bersama-sama secara gratis. Tak masalah walau hanya menampilkan suara, justru aku bisa berfantasi lebih asik, membayangkan sosok di balik suara merdu para streamer itu.
Seiring dengan berputarnya waktu di layar ponselku sebuah suara menyusup masuk, memenuhi kekosongan malam yang sunyi. Suara itu begitu merdu, seakan-akan seluruh alam semesta menyanyikan serenade khusus untukku. Aku pun tertegun meresapi setiap nada yang dilantunkan oleh perempuan dengan nama akun streamer "Kenanga" itu.
“Hai, guys! Senjarana kembali lagi buat nemenin kamu semua dalam cerita, puisi dan lagu. Siapa pun punya cerita, siapa pun bisa berbagi rasa. Bersuaralah dan kalau kamu mau Senjarana akan mengundang kamu buat on mic bercerita, membawakan puisi atau lagu kesukaanmu.”