Setahuku Kenanga adalah sosok host talent yang jarang keliling ruang obrolan. Entahlah, mungkin dia juga melakukannya, hanya aku yang tidak tahu saja barangkali. Itu kalau konteks 'keliling'-nya adalah sebatas masuk ke banyak ruang obrolan untuk menyimak sebentar lalu keluar lagi dan masuk ke ruang obrolan lain untuk kembali menyimak sebentar lalu keluar lagi.
Aku berpikir demikian karena aku cukup sering keliling ruang obrolan. Bedanya, aku bersosialisasi di dalamnya, sehingga hampir seluruh pengguna ruang obrolan di aplikasi ini sedikit banyaknya aku tahu. Kecuali pengguna yang suka menggunakan akun kecil dan terlihat sama sekali tidak bersosialisasi atau melakukannya secara rahasia bersama lingkar pertemanan yang tertutup, aku tidak mengenal yang seperti itu.
Dilihat dari cara Kenanga membawakan acara dalam ruang virtual ini, memang sepertinya Kenanga terpisah dari masyarakat aplikasi ini. Bukannya Kenanga punya perangai yang antisosial, melainkan sebaliknya, Kenanga begitu piawai memancing obrolan-obrolan yang menyenangkan. Bedanya, Kenanga punya cara bicara yang terstruktur, sopan dan sangat terlihat cerdas. Sebagian besar pembahasan yang Kenanga bawakan adalah pembahasan berbobot yang menambah wawasan bahkan menyegarkan alur pemikiran.
Jangankan bermain Greedy, untuk obrolan yang sifatnya seperti gibah, curahan hati yang penuh keluh kesah itu semua jauh dari kebiasaan Kenanga. Kalaupun ada keresahan dari sebuah fenomena sosial, Kenanga lebih mengajak para pendengarnya untuk melampiaskannya melalui karya seperti melalui lagu, lukisan, puisi atau apapun dalam bentuk karya seni.
Aku pernah masuk ke sebuah ruang obrolan yang dibuka jarang-jarang. Ruang obrolan itu rasanya hanya dibuka setiap sebulan sekali atau bahkan beberapa bulan sekali. Orang-orang yang mengobrol di dalamnya pun hanya ditemukan sesekali sebagaimana ruang obrolan itu jarang-jarang dibukanya.
Aku hafal betul para pengguna yang sering wara-wiri di aplikasi ini setiap saat. Mereka bukan termasuk orang-orang dalam 'ruang obrolan itu'. Sebuah ruang obrolan yang mewah kurasa. Pembicaraan di dalamnya terkesan sangat eksklusif karena banyak yang aku dan teman-temanku tidak paham. Obrolan mereka adalah tentang ide mencetuskan sebuah kegiatan. Memang beberapa di antaranya terdapat pembahasan yang cenderung mengkritik, tapi hasil akhirnya adalah sebuah solusi. Dalam ruang obrolan itu Kenanga aktif berbicara dan tampak begitu akrab dengan mereka.
Aku pun membandingkan dengan ruang-ruang obrolan lainnya yang 'normal' di aplikasi ini. Ruang-ruang obrolan yang normal di sini pada umumnya cenderung berisi orang-orang yang gabut dan menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa mau repot-repot berpikir serius apalagi menciptakan ide-ide atau karya-karya.
Mayoritas pengguna aplikasi ini juga menjadikan aplikasi ini sebagai ladang pemasukan tambahan bagi mereka. Aku sampai geleng-geleng kepala saat melihat perbedaan yang terjadi antara host talent dan host obrolan. Mereka sama-sama punya pemasukan dari aplikasi tapi cara mereka bekerja sangat jauh berbeda. Aku memandang dua sisi ini dari luar, sebab aku bermain aplikasi ini tidak untuk mencari uang. Aku hanya ingin bersenang-senang tanpa terikat dengan tugas dan target siaran.
Semua host yang digaji oleh aplikasi adalah host yang terdaftar dan tergabung dalam sebuah agensi. Di aplikasi ini terdapat banyak agensi. Perbedaan host talent seperti Kenanga dan host ruang obrolan adalah terletak pada bakat yang mereka jual di aplikasi ini. Orang-orang akan menikmati pertunjukan bakat untuk kemudian jadi sukarela memberikan gift kepada para penampilnya. Setiap host terdaftar punya tugas dan target durasi siaran dan jumlah gift yang didapatkan agar mereka bisa gajian.
Aku sedang berada di sebuah ruang obrolan virtual dan sedang ada yang mengobrol di dalamnya.
"Sayang, target gift aku kurang lima puluh ribu koin nih. Tambahin ya?" rengek manja seorang pengguna perempuan.