Suara Puitis Pacar Online-ku

Bulan Separuh
Chapter #11

Pertama Kalinya Mengobrol di Telepon

"Halo, Usop. Apa kabar? Apa kamu sedang baik-baik saja?"

Kantuk mendadak hilang tak jadi menggelayuti kedua kelopak mataku. Sebuah pesan pribadi yang mengusirnya. Itu hanya sederetan huruf yang bentuknya monoton, seharusnya justru membuatku tidak menggubrisnya di saat mataku sangat berat seperti ini. Namun, ini bukan soal deretan huruf, ini soal siapa yang mengirimkannya.

Setelah kubuka untuk kedua kalinya, benar saja tebakanku, ini adalah pesan dari Kenanga. Ada rasa tak enak hati yang menyerangku tiba-tiba. Dia mengkhawatirkan aku, padahal selama aku absen dari siarannya yang kulakukan adalah selingkuh darinya. Yah, walaupun kami tidak jadian, tapi menjadi penggemar pengguna lain selain Kenanga adalah bentuk pengkhianatan bagiku.

Aduh, perkataan apa yang harus kutulis ya? Penjelasan apa yang cocok kutujukan padanya sekarang? Aku sampai menggaruk-garuk kepala sampai membuat rambutku berantakan.

"Sorty, Kenangan. Aku swlsms ibu..." Ah, salah! Typo semua. Maka, aku menghapusnya dan kuulangi mengetikkan pesan. "Aki sdlams imu..." Ya ampun, typo lagi. Lagi-lagi kuperbarui pesanku. "Krnanha..."

AAARGH!

Jari-jariku ini menyebalkan sekali.

"Blh tlp?" Terkirim.

Astaga! Apa yang aku lakukan? Berani benar aku melakukannya! Mungkin karena aku terbiasa mengobrol dengan banyak teman perempuan, jadi aku terbawa sampai keceplosan begini. Jelas-jelas teman-teman perempuanku lainnya berbeda dengan Kenanga, jadi tidak mungkin aku menunjukkan sikap yang sama kepada Kenanga!

"@kng_667 itu id tele-ku."

Hah? Kenanga mengizinkan aku bicara dengannya? Aku pun melirik jam di ujung layar ponselku dengan digit angka yang berukuran sangat kecil tapi masih bisa terbaca itu. Ini sudah lewat tengah malam. Apa aku tidak salah baca? Ini benar pesan dari Kenanga, kan?

Aku sampai menutup dan membuka ulang kotak pesan di aplikasi ini berulang-ulang. Ini benar dari Kenanga, kok! Lalu, aku menoleh ke cermin yang menempel di pintu lemari pakaianku. Aku bangkit kemudian berdiri di hadapannya. Aku melotot melihat bayangan diriku sendiri. Aku membuka mulutku lalu menyengir kuda, mencoba memastikan sesuatu. Ini lagi mimpi ga sih? Aku pun menepuk sebelah pipiku. Aku mendengar bunyinya. Aku juga menepuk sebelah pipiku yang lain, tapi kali ini lebih keras.

"Aw! Gobl*k!" aku refleks berkata demikian karena merasakan sakit di pipi yang kutampar sendiri itu.

Aku kembali mengambil ponsel yang kutaruh di tempat tidur, melotot dan berpikir cepat untuk segera mengunduh aplikasi Tele yang Kenanga sebutkan tadi. Sebelumnya aku tidak menggunakan aplikasi itu, jadi segera kupenuhi hajatku demi bisa mengobrol langsung dengan Kenanga.

Tidak masalah bagiku bila Kenanga tidak memberikan nomor telepon pribadinya, hanya id Tele saja. Aku memakluminya. Aku tahu benar kalau Kenanga berbeda dengan teman-teman perempuanku lainnya di aplikasi live streaming ini. Kenanga tidak akan memberikan akses kehidupan pribadinya kepada sembarang orang.

Aku pun mulai membuat akun di aplikasi tersebut. Perasaan grogi membuat tanganku gemetar dan kerap kali salah menekan huruf. Aku harus melakukannya dengan pelan di tengah perasaan menggebu-gebu yang sedang menyelimuti hatiku.

Nah, sudah selesai. Saatnya aku mengirim pesan ke pengguna dengan id kng_667. Aku pun menggunakan fitur search dan mulai mengeja satu per satu huruf yang Kenanga sebutkan tadi.

Tidak ditemukan! Kenapa tidak ditemukan? Kenanga tidak mungkin ngeprank kan! Namun, setelah kulihat lagi ternyata aku baru saja memasukkan huruf yang keliru. Rasa kesal membuat tanganku refleks menepuk keras pahaku.

Lihat selengkapnya