Aku memilih untuk menjaga hati. Jarang berkomunikasi dengan teman-teman online-ku selain Kenanga adalah jalan yang kupilih. Bagiku semua orang-orang yang kukenal di aplikasi live streaming itu yang selain Kenanga, adalah orang-orang yang tidak penting-penting amat untukku saat ini.
Kebosanan pasti melandaku. Aku terbiasa melakukan rutinitas berupa mengobrol dan bersenang-senang di ruang obrolan virtual kini aku mengalihkannya dengan cara menyibukkan diri kembali untuk push rank di permainan Mobile Legends. Setiap tiga bulan sekali ada reset season yang mau tidak mau rank semua pengguna akan turun satu tingkat. Kalau aku tidak pernah memainkannya, maka akunku semakin lama semakin ada di rank terbawah.
Butuh konsentrasi tinggi dan taktik yang mumpuni untuk memenangkan setiap permainan. Kalau aku tidak memenangkan satu putaran permainan maka bintangku akan berkurang dan hal ini juga yang membuat rank yang kumiliki terus turun. Sekali permainan aku membutuhkan waktu sekitar lima belas menit dan dalam sehari aku menyelesaikan lebih dari lima putaran permainan.
Tidak hanya itu, aku juga suka bermain permainan spin yang untuk memainkannya orang-orang harus mendaftar dengan membayarkan sejumlah uang di situs yang temporary. Tujuan semua pemain permainan ini adalah melipatgandakan uangnya apabila menang, walau pun tidak semua pemain bisa memenangkan permainan. Apabila aku telah memenangkan permainan ini, maka uang yang telah aku lipatgandakan akan kubuat sebagai modal kembali dalam permainan ini. Tidak jarang aku justru hanya akan menghabiskan uangku karena kalah dalam permainan.
"Halo, Kenanga. Gimana kabarmu?" Pesan pribadi itu kukirim kepadanya. Sudah beberapa hari ini aku tidak mendapat kabar dari Kenanga.
Ini baru pukul dua puluh, semestinya Kenanga belum tidur di jam segini. Namun, Kenanga tidak kunjung membalas pesanku. Mungkin Kenanga sedang sibuk, pikirku.
Kenanga membalas pesanku di jam dua puluh dua lewat beberapa menit. Namun, aku baru membuka kotak pesan pribadi dalam aplikasi live streaming ini satu jam setelahnya. Aku baru bangun di jam segini. Karena terlalu lama menunggu balasan dari Kenanga dan tidak ada hal lain yang kulakukan selain berbaring-baring di tempat tidur, maka tadi aku jadi ketiduran.
"Hai, Mas. Maaf baru balas. Aku baru aja ada kegiatan bareng komunitas. Ini adalah latihan untuk pertunjukan kami. Kabarku tentu aja sehat, makanya aku bisa latihan bareng seperti ini. Gimana kabarmu, Mas Usop?"
Benar kataku, Kenanga sedang sibuk. Aku pun segera membalas pesan pribadi itu. Semoga saja Kenanga belum tidur. "Kabarku sedang rindu. Bisa kita ngobrol-ngobrol lagi? Aku ingin dengar ceritamu, pasti latihannya tadi seru banget."
Kenanga tidak kunjung membalas pesanku. Aku sudah menunggunya sambil membuat kopi sampai aku menghabiskan kopi yang telah kubuat ini. Aku biasanya mengonsumsi kopi dengan cara diseruput sedikit demi sedikit dan butuh waktu sekitar lebih dari setengah jam untukku menghabiskannya.