Aku telah memeriksa rekaman layar selama pertunjukan itu berlangsung. Beberapa hal sangat logis bila orang-orang menganggap sesuatu sedang terjadi pada kehidupan Kenanga. Namun, di dalam pikiranku aku juga punya banyak alasan yang tak kalah logis untuk membela Kenanga.
Aku rasa hal ini perlu dibicarakan dengan kepala dingin, tidak perlu terburu-buru dan aku harus menghindari ketersinggungan dengan Kenanga. Kenanga adalah perempuan yang bicaranya terstruktur, aku tak mau bila aku salah bicara. Setidaknya aku harus sepadan dengannya dalam hal cara berbicara. Aku tak mau kalau sampai membuatnya ilfeel dan menjauhiku nantinya.
Aku pun melanjutkan aktivitasku. Aku punya pekerjaan yang harus kuselesaikan. Namun, aku masih menyempatkan diri untuk memeriksa kotak pesanku. Kalau pun belum ada pesan yang masuk dari Kenanga, aku yang mengirimkan pesan duluan kepadanya. Pesan-pesan singkat yang kukirimkan kepada Kenanga adalah sekadar menanyakan kabar, sedang apa dan memberikan semangat-semangat kecil kepadanya.
"Iya, Mas. Semangat ya kerjanya. Sampai jumpa nanti malam."
"Malam ini kamu ada siaran?" tanyaku.
"Malam ini aku istirahat siaran dulu. Udah aku perbarui papan momenku di aplikasi. Hehe... Biar teman-teman lainnya ga nyariin aku."
"Oh, iya deh. Nanti malam kita teleponan ya?"
"Iya, Mas."
Walaupun ada kesegaran yang kurasakan dari pesan demi pesan yang dikirimkan oleh Kenanga barusan, aku masih menahan perasaan mengganjal yang tak aku ungkapkan. Aku butuh penjelasan untuk menenangkan kegundahanku, di tengah usahaku untuk berbicara pada diri sendiri. Ya, aku mencoba berbicara pada diriku sendiri agar yakin bahwa Kenanga yang kukenal adalah Kenanga yang baik-baik saja. Kenanga yang masih muda dengan status lajang, perempuan pekerja yang berprestasi dan selalu ceria.
Waktu pun berlalu. Aku menanti Kenanga menghubungiku. Malam ini sudah lewat setengah jam dari waktu yang biasanya. Maka, aku pun mengirim pesan kepadanya.
"Kenanga lagi sibuk ya?"
Pesanku tak kunjung dibalas. Aku masih sabar menantinya. Aku menunggu Kenanga sambil menyelesaikan beberapa putaran permainan Mobile Legends di ponselku.
"Maaf, Mas. Jaringan internet di tempatku belum stabil. Dari tadi sempat terputus. Selalu seperti ini kalau sedang ada pemadaman listrik."