Aku tidak menyangka perasaan Kenanga kepadaku setulus ini. Aku merasakan suara tangisnya. Ia menumpahkannya di saat aku bilang aku sedang memeluknya.
"Maafin Mamas ya, Sayang."
Lalu Kenanga hanya menangis.
"Kemarin itu cuma kerjaan orang yang iri dengan hubungan kita. Mamas ga seperti yang kamu pikirkan, Sayang. Jangankan berniat buat selingkuh, kehilanganmu sebentar aja Mamas ga mau," lanjutku.
"Aku kira Mamas udah bosan sama aku. Aku tahu, aku ga seluwes mereka di aplikasi ini. Aku kuper (kurang pergaulan), aku ga bisa ngobrol dengan obrolan seperti mereka. Aku kira Mamas udah mau ninggalin aku." Suaranya parau sesenggukan.
"Minum dulu Sayang. Kamu udah kelamaan menangis."
"Aduh, kepalaku sakit banget Mas," ucap Kenanga.
"Baring dulu Sayang, baring. Istirahat."
"Aku mikirin Mamas sampai semalaman suntuk," katanya.
"Hah? Sebentar. Kamu tidur jam berapa, Sayang?" tanyaku.
"Belum tidur."
Ya Tuhan, jawaban itu membuatku terkejutnya bukan main. Kenanga sampai melakukan itu demi aku? Setulus inikah perasaan Kenanga?
Beberapa waktu, meskipun terjadi kadang-kadang dan menghilang, aku merasa Kenanga hanya menjadikanku hiburan. Tidak mungkin rasanya orang secantik dan ber-value seperti Kenanga mau menjalin hubungan cinta denganku. Pasti aku hanya dijadikannya tempat pengalihan dari masalah-masalahnya di dunia nyata.
Namun, setelah aku tahu bahwa perasaan Kenanga sedalam ini padaku, prasangka yang ada itu pun hilang. Aku jadi punya kepercayaan diri bahwa benar perempuan seberharga Kenanga benar-benar mencintaiku.