Hari ini aku berhasil melewati hari. Pekerjaanku kutunaikan dengan terseok-seok. Untungnya temanku sangat baik, mampu menaikkan kembali semangatku untuk menyelesaikan pekerjaanku.
Malam ini aku ingin menghubungi Kenanga untuk memastikan semuanya, tapi nyaliku terlalu ciut untuk melakukannya. Bagaimana kalau nanti laki-laki itu yang kembali bicara? Kalau pun aku mengirimkan pesan pribadi, bagaimana kalau laki-laki itu juga nanti yang membacanya? Aku jadi bingung. Aku menanti Kenanga, semoga ia menghubungiku.
Sambil menunggu kabar dari Kenanga, aku menghubungi Sastra. Siapa tahu Sastra pernah dekat dengan Kenanga sehingga tahu kehidupan ril Kenanga.
Aku mengajak Sastra join di ruang obrolan yang terkunci. Aku tidak punya kontak nomor pribadinya, hanya kebetulan berteman di aplikasi live streaming ini saja. Untungnya Sastra mau dan saat ini waktunya sedang luang sehingga bisa mengobrol denganku berdua saja.
"Gimana kabarlu, Sop?"
"Selalu struggle," jawabku.
"Tapi dari luar lu selalu enjoy, santai, kaya ga ada beban," balasnya.
"Yah, namanya juga hidup, Bro. Mau diperlihatkan atau enggak orang-orang ga akan peduli. Yang ada malah jadi santapan para pemakan bangkai. Oh ya, gimana dengan lu sendiri? Gimana kabar lu? Udah lama kita ga becanda bareng. Terakhir di siaran Kenanga. Sekarang lu malah doyan parkun," tanyaku.
"Kebetulan aja dulu itu gua lagi nganggur, kalau sekarang gua udah punya kerjaan. Jadi, yah gua main aplikasi ini sambil kerja," jelasnya.
"Oh, begitu."
"Iya. BTW, ngopi dulu Bro," tawarnya.
"Oh iya dong. Gua juga ada nih. Ga seger kalau kurang ngopi," balasku.
"Padahal ga sengaruh itu sih, sebenarnya. Cuma karena kita udah kecanduan ngopi aja, makanya sekali ga ngopi langsung kurang mood. Sama seperti cewek. Sebenarnya kehadirannya itu ga membuat kita untung atau rugi. Kitanya aja yang lebay karena udah terlanjur cinta. Hahaha... Cinta," jelasnya.
"Hem... Lu tahu banget kalau gua mau cerita soal cewek, Bro?"