Suara Puitis Pacar Online-ku

Bulan Separuh
Chapter #37

Nostalgia

"Mamas udah ga mau lagi sama aku?" ucap Kenanga sedih.

"Bukan, Sayang. Mamas udah ngantuk banget. Kita ngobrolnya besok lagi aja ya? Sayang besok kerja?" ucapku.

"Iya, kerja."

"Nah, udah jam berapa ini Sayang? Mas juga besok kerja. Jangan terlalu mikirin apapun, seperti katamu semua masalah akan lewat gitu aja," ucapku pelan. Sebenarnya aku tidak sedang merayu Kenanga dengan suaraku yang melembut ini, aku justru sedang merasa sangat capek dengan drama yang baru kutahu faktanya ini.

"Iya, Sayang."

"Janji ga begadang?" desakku.

"Iya, janji Sayang," jawabnya.

Aku dan Kenanga pun mengakhiri obrolan kami dengan menghening setelah ucapan selamat tidur. Akun kami berdua masih di ruang obrolan privat ini. Aku dan Kenanga selalu melakukannya seolah kami berdua sedang tidur bersama di sebuah ruangan.

Chat dari Nurmala tidak kubalas. Aku ingin tidur saja. Nurmala pun pasti tahu ini sudah larut malam. Jadi, kalau aku tidak membalasnya ia pasti tahu kalau aku tidur.

Waktu berganti, hari yang normalnya aku lalui dengan bersemangat kali ini kutempuh dengan rasa patah hati yang begitu hebat. Rasanya seperti baru saja putus cinta. Bagaimana tidak, seseorang yang kucintai adalah sebatas sosok fiksi yang tidak nyata.

Sebelum masuk ke tempatku bekerja, aku singgah di sebuah warung. Mulanya aku hanya ingin beli rokok, tapi ternyata beberapa teman sedang duduk di sana dan menawari aku kopi. Mereka menanyaiku karena aku terlihat lesu.

"Kamu kenapa? Kalah dari Zeus lagi?"

"Atau dapat situs abal-abal?"

"Kayanya beda, sih. Rungkat karena Zeus ga mungkin sampai sebegininya."

Beberapa temanku berkomentar.

"Aku baru putus sama pacarku, Guys," jawabku.

"WAADUUH..." seru teman-temanku.

"Mas Yusuf?" Panggilan itu membuat mataku terpana. Mataku dan matanya saling bertatapan.

Lihat selengkapnya