Suara Sepatu Lars

Aldy Istanzia Wiguna
Chapter #4

Surat Tiga

Anakku!

Hari itu petaka hadir dimana-mana. Hari yang tak pernah bisa kita lupakan ketika kuasa mulai membuat banyak orang lupa tentang siapa dirinya. Ketika rakyat dipertaruhkan hanya demi simpul-simpul kemewahan fana. Hari dimana bapak merasakan nyeri paling nyeri dan ibu merasakan seluruh tulangnya remuk tanpa sisa. Ya, hari ketika semua menjadi gelap dan hari dimana mereka tertawa puas menyaksikan bapak dan ibu seperti pesakitan yang tak kunjung mereda disakiti, disiksa dan diperlakukan tak manusiawi.

Semua hari dalam benak dan bayangan kami adalah biasa-biasa saja. Bapak akan pergi ke pasar mencari banyak bahan makanan atau barang untuk kemudian dijual di ruko kesayangan kita. Begitu pun ibumu, yang setiap paginya pasti akan bersemangat untuk ke dapur menyiapkan sarapan pagi, kopi tubruk atau sepiring pisang goreng hangat untuk kita nikmati berdua di beranda depan toko ini. Menunggu pembeli sembari bercengkrama ringan dengan para tetangga yang hilir mudik di depan toko dengan aktivitasnya masing-masing. Ah, sungguh indah bila hari-hari ke depan seperti ini lagi, ujar bapak dalam hati.

Lihat selengkapnya