Suara

Rachella Andalia
Chapter #4

Sebuah Petunjuk

Saat ini aku menjalani kehidupan ganda layaknya sepasang kembar siam yang saling menempel atau terhubung satu sama lain, mempunyai tubuh yang berbeda tapi tetap selalu bersama-sama, selalu bersama dalam setiap waktu dan saling berbagi satu dengan yang lainnya. Hal tersebut juga yang sedang aku lakukan dengannya. Sudah hampir setengah tahun aku mendengar suaranya dan perlahan-lahan namun pasti aku mulai mendapatkan petunjuk untuk memecahkan teka teki atas pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya yang belum terjawab.

 Aku sudah mengetahui bahwa musik adalah kesukaannya dan gitar merupakan alat musik yang paling ia cintai. Hal tersebut mulai aku ketahui setelah sekian lama aku sering mendatangi berbagai tempat pertunjukan musik baik itu di sebuah konser, kafe, maupun pertunjukan musik dijalanan. Seperti yang aku pernah bilang bahwa aku tidak suka dengan kerumunan dan tempat yang ramai, namun setelah ia datang dan mengisi kehidupanku aku mulai menyukai apa yang dulu tidak pernah kusukai.

Aku sekarang sedang belajar bermain alat musik gitar, aku ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang dirinya, oleh sebab itu aku mulai mempelajari apa saja kegiatan dan apa saja kegemarannya. Pada awalnya, saat aku mempelajari alat musik gitar memang terasa sulit untuk dilakukan, karena selama ini aku tidak pernah mempelajari alat musik apapun, bahkan sepertinya selama hidupku aku tidak pernah memegang sebuah alat musik. Namun, setelah aku belajar bermain alat musik gitar aku baru menyadari mengapa banyak orang suka bermain alat musik, karena secara tidak langsung suasana didalam hati ikut mengalir mengikuti melodi yang kita mainkan, kita dapat mengatur emosi dari dalam diri sendiri dan bagaimana melodi tersebut juga dapat mempengaruhi dan mengubah emosi pemainnya sendiri dan orang lain yang mendengarnya.

Aku mulai tersadar telah banyak waktu yang kubuang dengan cuma-cuma karena sifatku yang penyendiri dan tidak suka untuk mencoba hal-hal baru yang diluar dari zona nyamanku ini. Selama aku melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegemarannya, aku secara tidak langsung juga merasakan detakan jantung yang berdetak lebih cepat dan kencang seakan sudah lama menantikan momen tersebut, aku merasakan seharusnya semua kegiatan itu sudah kulakukan sejak lama namun aku terlalu takut untuk mencobanya.

Kegemarannya selain musik adalah ia sangat menyukai petualangan, Ia sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang menantang adrenalinnya seperti manaiki wahana roller coster atau bungee jumping. Aku mengetahui semua itu ketika aku menyukai referensi jenis film yang berbeda dari yang biasanya. Biasanya aku menonton film yang bergenre komedi atau yang berhubungan dengan ballet, namun sekarang aku lebih menyukai film-film yang bergenre adventure, action dan bahkan horor pun aku juga jadikan sebagai salah satu genre favoritku untuk saat ini. Selain itu, hal mustahil yang aku lakukan adalah aku akhirnya menngunjungi DUFAN, sebuah wahana rekreasi yang belum pernah aku kunjungi selama 23 tahun aku hidup. Aku mengunjungi DUFAN dengan perasaan penasaran yang sangat tinggi dan keinginan yang sangat kuat, aku sangat ingin menaiki wahana-wahana di DUFAN dan mencoba untuk merasakan kegembiraan saat bermain dan bersenang-senang dengan banyak orang yang tidak kenal.

Walaupun perlahan-lahan aku sudah mulai berubah, namun satu hal yang pasti adalah aku tetap melakukannya sendiri. Setiap tempat baru yang kukunjungi aku lakukan seorang diri, menonton konser musik, nonton film di bioskop, atau bahkan saat aku pergi ke DUFAN. Semua itu kulakukan bukan tanpa sebab, melaikan karena aku tidak mempunyai teman. Dari kecil aku tidak benar-benar mempunyai teman yang bisa kusebut dengan kata ‘TEMAN’, dan mungkin karena kebiasaanku yang melakukan segala sesuatu seorang diri yang membuat diriku tidak mempunyai kenangan yang indah.

Lihat selengkapnya