Suatu hari di kehancuran

Nana Tauran Sidik
Chapter #1

Prolog

Seseorang menyuguhkan sebotol air mineral pada perempuan yang duduk lesu disebuah ayunan. Matanya sembab. Bajunya lusuh penuh keringat. Bibirnya pucat pasi, dan tatapannya masih sangat kosong. Isak tangis yang baru saja selesai, membuatnya enggan berbicara, bahkan untuk satu kata. Hingga tiga puluh menit berlalu, lelaki itu masih sabar menungguinya. Mencoba menerka kondisi si gadis dan sesekali membalas beberapa pesan yang masuk pada layar ponselnya.

Siang itu tidak terik. Matahari sedikit sayu dengan awan-awan yang tampak semakin mengabu. Tidak banyak aktifitas yang harus mereka lakukan, sebab sabtu-minggu adalah waktu untuk istirahat sejenak dari segala rutinitas. Mata si lelaki melirik tipis pada wajah sendu yang masih meratap sedih. Syukurnya, air mineral yang ia bawakan perlahan mulai surut dari botolnya. Ia berdiri, melepas jaketnya dan menyelimuti sang gadis yang masih mematung, walau tangannya mulai terasa dingin.

"Aku pernah bercerita..."

Sepatah kalimat keluar dari mulutnya. Lelaki itu cekat, lalu duduk kembali demi menyimak kalimat selanjutnya.

Lihat selengkapnya