Sudah Tiba Saatnya

Martha Melank
Chapter #32

Aku Takut

Sungguh mengherankan bagaimana ego bisa membuat seseorang lupa akan siapa diri mereka sebenarnya. Ego yang terluka ternyata mampu membawa seseorang pergi menjauh dari dirinya sendiri. Menyeretnya ke dalam lubang yang tak berujung. Amanda merasa kesulitan untuk berhenti menghancurkan karir Raka karena ego nya tidak mengenal kata puas. Sepertinya tidak ada kata cukup untuk Amanda berhenti menyakiti Raka dan Dahlia adalah senjatanya yang paling ampuh. Hari ini Aji, manajer Dahlia membuat janji bertemu dengan keluarga korban dari kecelakaan yang disebabkan oleh adik Dahlia. 

“ Gimana hasilnya Ji?” tanya Amanda begitu melihat Aji sampai ke ruangannya. 

“ Beres. Kapanpun kita bilang ok, mereka akan ajukan tuntutan.” Aji menjelaskan hasil pertemuannya dengan keluarga korban. 

“ Kerja bagus. Ayo kita jalan sekarang. Takut telat.” Amanda mengambil tas di atas meja kerjanya lalu pergi bersama dengan Aji.

Mobil Amanda bergerak menuju Rumah Sakit Kesehatan Jiwa untuk shooting talk show dengan Dokter Jemi. Dahlia sengaja mengambil lokasi rumah sakit tempat dimana adik Dahlia di rawat. Dia sudah menyiapkan setting di taman dekat dengan kamar Michael sehingga ia bisa muncul dalam layar saat interview dilakukan. Perjalanan mereka tidak membutuhkan waktu yang lama. Amanda melihat dokter Jemi sudah hadir disana menunggunya dan proses shooting bisa segera dilakukan. 

“ Maaf Dok, telat.” 

“ Its ok. Saya juga baru 15 menit yang lalu sampai.”

“ Yuk, kita mulai sekarang ya Dok.” 

Beberapa menit berlalu dengan cepatnya, di waktu yang bersamaan di ujung koridor terlihat Dahlia berjalan ke lorong menuju kamar adiknya Michael. Hari ini waktunya keluarga pasien berkunjung, Dahlia membawakan adiknya makanan kesukaannya dengan sedikit berlari karena tidak mau waktunya terbuang percuma.

Hari ini tampak lebih ramai dari hari biasanya, orang lalu lalang mempersiapkan sesuatu. Di parkiran Dahlia melihat seseorang tergopoh-gopoh membawa peralatan shooting. Pikirnya, mungkin sedang ada liputan dari media, karena akhir-akhir ini banyak sekali kampanye tentang kesehatan mental. Dahlia berjalan santai tanpa khawatir akan diliput media terkait dengan keberadaan adiknya. Dahlia merasa memiliki adik dengan gangguan jiwa bukanlah hal yang memalukan. Dalam hidup kita tidak bisa memastikan awan selalu terang, mungkin hidup hanya tentang mencari pohon rindang untuk berteduh di kala hujan untuk kemudian berjalan kembali. 

“ Pertanyaan terakhir ni Dok. Bagaimana tips untuk menjaga kesehatan mental?” suara Amanda terdengar cukup besar hingga sampai ke telinga Dahlia. 

“ Hidup seimbang Mba Amanda. Pola hidup, manajemen stress dan pola makan yang baik. Kenapa pola makan penting? Karena semua berawal dari sistem pencernaan.” jawab dr. Jemi dengan suara khasnya. 

Dahlia hampir tersedak mendengar nama Amanda disebut di tempat ini. Tidak butuh waktu lama untuk mengenali keberadaannya. Sosoknya yang cantik dengan tinggi badan di atas rata-rata membuat siapapun dengan mudah melihatnya sebagai sosok yang berbeda dengan orang kebanyakan. Dahlia datang dengan flanel hijau kesukaannya, kaos putih dan celana jeans sobek di hampir seluruh bagian. Tanpa menoleh Dahlia langsung berjalan memutar ke kamar adiknya yang kebetulan membelakangai set talk show hari ini. 

“ Selamat siaang.” Dahlia membuka pintu yang memang sengaja tidak dikunci. 

Keadaan Michael sudah membaik sehingga ia tidak perlu lagi pengawasan ketat dari petugas rumah sakit. Pengobatannya sepertinya berjalan dengan baik karena Michael pun sangat bisa diajak kerjasama. 

Lihat selengkapnya