Tidak ada yang kebetulan di dunia ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang terjadi antara Raka, Dahlia, Amanda dan Bastian. Masing-masing memiliki peran dengan eksistensi masing-masing dan saling terkoneksi untuk akhirnya bersama atau sekedar saling memberi pelajaran hidup.
Raka merasa puas dengan pekerjaan Bastian yang tanpa disangka-sangka bisa mengeluarkan sisi terbaik dari Dahlia yang tidak semua orang bisa melihatnya, bahkan dirinya sendiri. Bastian memiliki perspektif sendiri dalam melihat dunia yang dituangkan dalam pekerjaannya. Ia melihat Dahlia dari sisi yang berbeda dan mengemasnya dengan sangat baik. Bastian memiliki kemampuan untuk mengolah rasa yang dituangkan dalam karyanya yang unik tapi cukup berkelas.
Dari video-video Bastian, Raka menyadari bahwa dia tidak banyak tahu tentang Dahlia sementara Dahlia tahu banyak hal tentang dirinya. Entah perempuan itu yang tidak suka kehidupan pribadinya diketahui orang atau Raka yang lebih suka berbicara tentang dirinya, selalu menuntut untuk dipahami tetapi lupa untuk mendengarkan dan memahami orang lain. Kini ia melihat Dahlia dengan pandangan yang berbeda. Selama ini ia hanya peduli dengan ego dan harga dirinya yang terluka karena hinaan orang mengenai dirinya tanpa berusaha membuat orang lain paham kenapa ia memilihnya.
Keputusan untuk memilih Dahlia saat itu adalah dorongan emosi semata tanpa memikirkan konsekuensinya akan sebesar ini. Tidak ada keinginan untuk memahami Dahlia lebih dalam karena baginya itu bukanlah sesuatu yang penting dan bukan tujuan utama dalam hidupnya. Prioritasnya saat ini adalah uang dan karir.
Raka bertekad untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa ia sudah mengambil keputusan yang salah karena meninggalkan mereka. Ibunya berjuang membesarkannya dan kakak perempuannya melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Pekerjaan yang ia tekuni selama bertahun-tahun ini diharapkan bisa membuatnya sukses dan membuat ayahnya menyesal karena telah meninggalkan keluarga kecil mereka. Tidak ada yang lebih penting dari itu bagi Raka. Kehadiran Dahlia hampir membuatnya menyesali keputusannya karena harus mengorbankan mimpinya.
Diperhatikannya dengan baik video yang Bastian kirim melalui email. Entah kenapa Raka bisa merasakan bahwa ada kedekatan yang terjalin diantara mereka. Dahlia bukan orang yang mudah nyaman dengan orang lain. Di beberapa kiriman video, terlihat Dahlia nyaman sekali bersama dengan Bastian. Raka tidak mau terlalu memikirkan drama yang terjadi di belakang layar, saat ini konsentrasinya adalah bagaimana agar launchingnya berjalan dengan sukses. Cinta bisa menunggu dan Dahlia pantas untuk menunggu cinta darinya, seorang laki-laki sukses yang memiliki segalanya dalam hidup. Raka sangat percaya diri bahwa tidak mungkin seorang seperti Dahlia bisa menolak cinta seorang Raka. Selama ini Dahlia sudah cukup membuktikan bahwa ia menyukai Raka dan Bastian bukanlah seorang saingan yang terlalu berarti untuknya, mengingat pekerjaannya yang tidak menetap dan usianya yang sudah tidak muda lagi.
Bastian dan Dahlia terlihat berjalan menuju ruangan Raka. Tujuh hari sebelum hari H target undangan sembilan puluh persen sudah terlampaui. Grafik kenaikan tahun ini adalah yang terbaik dari tiga tahun terakhir. Raka menyambut mereka berdua dengan senyum yang cukup lebar.
“ Hai, ayo masuk. Gimana jalanan hari ini?” tanya Raka mencoba berbasa-basi.
“ Agak macet tadi. Mungkin karena ini hari Jumat dan hampir jam makan siang ya.” jawab Dahlia cepat yang diamini dengan anggukan Bastian.
“ Kopi Bas?”
“ Boleh, tanpa gula. Terima kasih.”
“ Dahlia?” Raka menatap Dahlia yang hanya menggeleng menjawab tawarannya.
Raka menghampiri mereka membawa dua cangkir kopi dan menyerahkan cangkir di tangan kanannya kepada Bastian.
“ Kalian sudah bekerja keras untuk project ini, saya pribadi sangat berterima kasih kalian mampu mengubah situasi dalam tempo singkat. Bukan perkara mudah tetapi kalian berhasil.” Raka membuka pembicaraan mereka.
“Saya mendapat rekan kerja yang menyenangkan. Rasanya seperti sedang tidak bekerja.” Bastian tertawa membalas pujian Raka.
“ Really Bastian?” Dahlia menggoda Bastian lalu mereka bertiga pun tertawa.
Pertemuan hari itu berjalan cukup baik. Raka meminta kehadiran Dahlia besok pagi lebih awal untuk memonitor keperluan panggung para model-modelnya apakah sudah terkoordinasi dengan baik. Cara kerja Dahlia hampir sama seperti Raka, lebih memilih untuk mengerjakan segalanya sendiri ketimbang menyerahkan pekerjaan kepada orang yang tidak bisa diandalkan. Karena itu Raka memintanya datang lebih awal karena kuatir pekerjaannya tidak akan selesai tepat waktu karena sampai hari ini Dahlia masih mengerjakan semuanya sendiri.
“ Hari Senin, jam tujuh pagi sudah di kantor ya Li.”
“ Nggak jam lima Aja?”