"Dimana kau pungut anak itu?"
Seorang gadis yang memiliki rambut merah panjang dan mata hijau, berdiri mencegat langkah Curran.
"Apa yang kau katakan adik?"
Rosaly Crimson, seorang gadis berusia 16 tahun. Anak kedua dari Duke Crimson, dia baru lulus dari Royal Academy setahun yang lalu dan akan mewarisi wilayah Duchy Crimson di bawah kepemimpinannya.
Dia mendengar bahwa kakaknya datang dengan membawa seorang anak kecil ke kediaman.
Terkejut? Tentu saja.
Kakaknya yang tak tersentuh dan menjaga jarak dari banyak orang, bahkan dengan keluarganya sendiri agar tidak melukai mereka karena kemampuannya datang dengan mengendong seorang anak.
Rosaly perlu memastikan dengan matanya sendiri kebenaran hal itu. Itulah sebabnya dia berada disini.
"Aku bertanya dimana kau pungut anak itu?"
Rosaly tanpa sadar mengeraskan suaranya saat tatapannya tertuju pada seorang anak berambut pink yang tengah tertidur di pundak Curran.
"Haruskah aku menjawabnya disini adik?"
Curran bertanya dengan nada penuh tekanan.
Dia sama sekali tidak senang saat adiknya melakukan hal ceroboh dengan menanyakan hal itu di hadapan para kesatria dan pelayan yang sedang memperhatikan mereka.
"Tentu saja."
Curran menggertak giginya dan menjawab dengan nada dingin.
"Aku bertemu dengannya di jalan."
"Siapa orang tuanya?"
"Aku yang akan menjadi orang tuanya."
"Siapa nama anak itu?"
"Rein Crimson."
"Begitu."
Seulas senyuman muncul di wajahnya yang cantik.
"Sepertinya aku akan punya keponakan."
Rosaly berkata dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Minggir."
"Tentu kakak."
Rosaly menyingkir dari jalan yang akan di lalu oleh Curran.
"Tunggu hukuman mu adik."
Curran berbisik saat melewati Rosaly.
"Saya menantikannya kakak."
Rosaly menjawab dengan tenang. Dia sudah menebak hukuman apa yang akan diberikan oleh kakaknya. Mungkin dia akan diberi racun di makanannya.
Wajah yang penuh senyuman segera terhapus menjadi wajah datar dan menatap tajam ke arah para kesatria kediaman Duke Crimson.
"Dengar semuanya! Mulai sekarang Rein Crimson adalah bagian dari keluarga ini. Tanamkan hal itu di otak kalian dan bubar."
"Siap My Lady."
Rosaly mengangguk puas dengan respon para kesatria.
"Emma."
Rosaly memanggil pelayan pribadi miliknya.
"Saya menghadap Nona muda."
Emma menjawab panggilan Rosaly dengan membungkuk sedikit tubuhnya.