"Meremehkan seseorang yang terlihat lemah adalah sebuah kesalahan. Bagaimana kalau aku memanfaatkan mu?"
"Tidak apa-apa."
"...."
Rein menunduk menatap piring makannya yang hanya tersisa sayurannya saja. Dia merenungkan kata-kata yang diucapkan Curran dengan ringan, seolah-olah itu bukanlah masalah besar.
'Croft, apa kau mendengarnya?'
[ Saya mendengarnya Master. ]
'Karena pria ini mengizinkan kita untuk memanfaatkannya, jadi kau tidak boleh merampok keluarga ini. Mengerti?'
[ Saya mengerti, saya akan mengingatnya. ]
Curran menepuk kepala Rein yang melihat anak itu terdiam seperti merenungkan sesuatu. Sulit untuk hidup di dunia yang kejam ini, dia sudah merasakannya sekali.
Fakta bahwa dia tidak bisa berkontak fisik dengan keluarganya adalah sebuah pukulan terbesar dalam hidupnya, yang dimana dia harus menjaga jarak agar tidak membuat mereka terluka.
Mark terdiam mendengar obrolan dari kedua ayah dan anak. Di satu sisi dia mengerti mengapa Tuan mudanya mengadopsi seorang anak yang baru saja di temui-nya.
Tapi disisi lain dia juga paham apa yang dimaksud oleh Tuan muda Rein. Sulit untuk menerima kebaikan seseorang, saat dia sudah pernah bertemu dengan orang-orang yang memanfaatkan dan menyakiti dirinya.
"A-aku ...."
Rein berkata dengan ragu-ragu.
"Katakan saja, aku akan mendengarnya."
Curran menepuk kepala Rein setelah melihat dia yang ragu mengatakan sesuatu.
Netra biru milik Rein menatap wajah Curran yang memberinya keyakinan untuk mengatakannya.
"Aku ingin memiliki ruang lab pribadi."
"Hm."
Curran mengerutkan keningnya.
"Kau bilang aku boleh memanfaatkan mu, itu sebabnya aku ingin kau membuatkan ku ruang lab pribadi. Agar aku bisa membuat dan meracik obat."
Rein mengatakan apa yang dia inginkan.
[ Master, apa anda ingin membuat elixir dari tanaman yang telah kita kumpulkan saat di hutan? ]
'Ya, setelah itu kita bisa menjualnya dan-'
[ Dan kita akan mendapat banyak uang, lalu anda akan menaikkan level saya 'kan Master? ]
'Tentu.'
[ Hehehe. Master, saya jamin anda tidak akan kecewa saat level saya sudah naik. ]
Rein menekan bibirnya agar tidak tersenyum saat melihat Croft yang melayang mengelilingi dirinya.
Namun hal itu terlihat seperti seekor kucing malang yang di larang makan coklat oleh babunya.
Curran menghela nafas.
"Aku akan mengabulkan keinginan mu, tapi dengan satu syarat."
Rein mengerutkan keningnya.
"Apa aku harus menyen-"
"Panggil aku Ayah."
Curran memotong ucapan Rein yang ingin mengatakan sesuatu yang dia ucapkan saat bertemu.
"Panggil aku Ayah, kau sekarang adalah anakku."
Curran mengulangi ucapannya untuk menyadarkan Rein bahwa dia tidak salah dengar.
Mark hanya bisa tersenyum geli melihat dan mendengar interaksi duo ayah dan anak ini.
Rein terdiam.
Di lihat dari manapun Curran terlihat masih muda. Rein memperkirakan usia Curran berada di awal 20-an.
'Apa aku harus memanggilnya ayah?'
[ Master, anda berusia 8 tahun sekarang. ]
'Ah, sejenak aku lupa tentang fakta itu.'