SUKMA: Masa bermain yang hilang

Anggy Pranindya Sudarmadji
Chapter #37

37. Kedatangan Nurdi yang Mengkhawatirkan

Sukma paling tidak menyukai ditanya tentang suaminya sehingga memilih untuk diam, daripada emosinya tersulut kembali.

Pertanyaan tentang suami adalah hal yang sensitif untuknya.

Namun, mereka tidak mengetahui hal yang sebenarnya terjadi sehingga teringat bahwa mereka berhak bertanya hal itu kepadanya karena seorang wanita sedang hamil sepatutnya harus diantarkan oleh suami.

Sukma membuang napas perlahan sambil memejamkan mata selama dua detik lalu menoleh ke arah Dokter Yuliantus yang terlihat sangat penasaran dengan keberadaan suaminya karena tidak mengantar Sukma periksa kandungan.

“Suami saya sedang sibuk dan dia berjanji kepada saya bahwa akan pulang bulan depan sebelum saya melahirkan. Jadi, Dokter tidak perlu khawatir hal itu karena suami saya mengerti dan bertanggung jawab penuh atas apa pun yang saya butuhkan.”

“Syukurlah.”

Pintu lift terbuka.

Sukma keluar dari pintu lift dan meninggalkan Dokter Yuliantus. Sukma tidak sengaja menabrak lengan kekar seseorang ketika keluar dari lift.

Sukma terus melangkah tanpa menoleh ke belakang untuk menemui Dokter kandungan dan olahraga untuk ibu hamil.

Ia memasuki ruangan Dokter kandungan. Dokter kandungan yang memiliki nama Ana Dwihana Andriani mengarahkan alat USG ke perutnya dan menghasilkan gambar dari pemeriksaan ke perutnya.

“Apakah dia sehat, Dok?”

“Kalau dilihat dari alat ini, putri ibu sehat dan semuanya normal. Dia juga terlihat sangat cantik dan akan mirip dengan ibu karena bentuk kelopak mata yang mirip dengan ibu.”

Sukma tersenyum bahagia sambil meneteskan air mata ketika mengetahui bahwa janin dalam kandungan bertumbuh dengan baik dan sehat.

Ia tidak sabar menyambut kehadiran sang anak tanpa ayah. Anak yang ada dengan kehadiran yang tidak pernah diinginkan oleh siapa pun.

Beberapa jam berlalu, Sukma telah melakukan pemeriksaan dan olahraga untuk memperlancar jalan keluarnya bayi saat persalinan.

Ia kembali dengan membawa hasil pemeriksaan dengan melangkah perlahan. Sukma membeli makanan berat dan ringan untuk stok makanan di dalam kos.

Hari demi hari dijalani oleh Sukma dengan berbagai macam spekulasi tetangga yang mengatakan bahwa ia masih belia dan mengandung tanpa suami.

Kehamilan Sukma menjadi bahan pembicaraan tetangga, tetapi tidak masalah untuknya karena mereka hanya bisa mengatakan hal buruk tanpa mengetahui pengalaman yang dimiliki olehnya.

Lihat selengkapnya