Seminggu setelah kepulangan rombongan dari gunung. Tak terjadi hal yang signifikan pada Anjani, pasca pembukaan aura yang telah dilakukannya. Keadaan bahkan nyaris tak ada beda sama sekali. Baik itu perihal pekerjaan, keuangan ataupun ihwal jodoh.
Anjani yang bekerja sebagai staf admin di salah satu perusahaan di Bandung. Mengerjakan setiap aktivitas dan rutinitas seperti biasanya. Tak ada yang membuatnya terkesan. Dan karenanya Anjani sedikit kecewa, mengingat betapa besar pengorbanannya menjalankan ritual itu. Setidaknya atasannya yang bawel itu, bisa melihat panacaran auranya dan tidak terlalu keras padanya. Tapi ternyata sama saja.
Sebenarnya Anjani tidak terlalu percaya dengan hal-hal mistis itu. Tapi entah kenapa, tak bisa dipungkiri. Setelah melakukan ritual itu. Anjani sedikit berharap dalam hati akan ada hasilnya. Ya. Barang kali, tiba-tiba saja ada seorang pria tampan yang melihat aura kecantikannya dan mengajaknya menikah. Atau setidaknya ada pria yang mau dekat dengannya lebih dulu. Untuk saling mengenal satu sama lain. Tidak perlu terburu-buru menikah. Karena pada dasarnya Anjani juga takut, jika harus menikah dengan orang yang baru dia kenal.
Anjani tahu betul. Kalau emanya itu ingin sekali dirinya cepat menikah. Tapi membayangkan seandainya saat ini emanya tahu. Ada pria yang dekat dengannya. Sudah dipastikan pria itu akan dipaksa untuk segera menikahinya. Anjani bergidik memikirkan keberingasan emanya, yang tak sabar untuk segera mendapatkan seorang mantu.
Di hadapan cermin Anjani menyunggingkan bibir, seraya menepuk-nepuk bedak di kedua pipi dan mengoleskan lipstik warna merah muda di bibirnya. Jika saja ada seseorang yang melihat Anjani seperti ini. Bagaikan melihat satu keajaiban di dunia. Sebab selama ini Anjani tidak pernah dandan sama sekali. Anjani biasanya hanya mengoleskan pelembab wajah, supaya tidak terlihat kering saja. Tapi pagi itu, entah apa yang terjadi padanya. Seperti ada satu pemikiran baru di benaknya. Entah karena dia sadar bahwa berdandan membuatnya tampak lebih segar, atau mungkin karena pengaruh dari ritual yang sudah dilakukannya. Membuatnya berpikir untuk berias diri.
Setelah berdandan Anjani masuk ke dalam ruangan kerjanya. Di ambang pintu, Anjani tiba-tiba berhenti dan merubah sikapnya kentara. Begitu melihat seorang pria, yang selama ini dikaguminya. Sudah tiba dan duduk di meja kerjanya, tepat di hadapan meja kerja Anjani.
Anjani duduk seperti biasa dan mulai melakukan aktivitas yang selalu dikerjakannya. Lalu tiba-tiba saja, tak ada angin tak ada badai. Pria itu memuji Anjani.
“Cantik banget hari ini Jani,” ujarnya seraya tersenyum manis.