Siang itu, di posko pengungsian 1, tidak ada jadwal belajar. Tim relawan membawa anak-anak ke rumah belajar untuk melukis kenang-kenangan, yaitu berupa cap tangan di setiap dinding kayu rumah belajar. Tentu saja, kalau urusan main warna, anak-anak pasti mau.
Saat itu, dibimbing oleh kaka relawan, satu persatu anak-anak mulai menempelkan tangannya dan menyisakan warna warni bentuk tangan yang menempel di dinding rumah belajar.
Snow saat itu membantu Yesi dan Dika. Gadis itu dengan telaten memberi arahan kepada anak kecil di hadapannya.
"Dika mau warna apa?"
"Hijau!"
"Ih, jangan hijau Kak!" Protes Yesi yang tak suka Kakaknya memilih warna hijau.
"Terus apa dong?" Tanya Dika meminta pendapat sang adik.
"Kuning aja biar samaan kayak aku."
"Yaudah deh, iya. Kak, aku pengin kuning aja deh."
Snow terkekeh kemudian meraih cat berwarna kuning. "Yaudah, sini tangannya."
Snow menuangkan sedikit cat di atas tangan Dika, kemudian menuntun tangan Dika sampai menempel ke kayu. Setelah itu, Snow menarik tangan Dika dan terciptalah cap tangan berwarna kuning.
Dika tersenyum lebar. "Asik! Punyaku jadi!!"
"Heleh, cuma cap tangan saja! Tidak usah bangga, tidak ada yang spesial!" Ejek Ardya dengan wajah tidak suka.
Dika menjulirkan ludah. "Wleee!"
"Ih Ardya gak boleh ngajakin Kakaku berantem!" Pekik Yesi sembari memukul pelan bahu Ardya.
"Kok jadi aku?"
"Hei, hei, jangan berantem dong. Ayo lanjut lagi. Sekarang, ganti warna lain." Lerai Snow untuk menyudahi pertengkaran yang terjadi.
"Oke Kak!"
"Boleh pakai warna ungu enggak Kak?"
"Boleh kok, ini dipake semua juga boleh. Yaudah, Kaka tinggal ya?"
"Iya Kak, makasih Kaka Snow!"
"Dadah Kaka Snow!"
Snow beranjak dari tempatnya. Matanya menyapu dari setiap sudut rumah belajar mencari keberadaan Rafa. Bocah satu itu memang pemalu, tidak seperti teman-temannya. Bahkan ketika ada kegiatan seru sekalipun, Rafa lebih memilih diam dan menjauh dibandingkan ikut terlibat.
Tap!
Snow menemukan Rafa sedang duduk di tepi rumah belajar, sendirian. Tanpa ragu, Snow menghampirinya dan duduk di samping bocah itu.
"Rafa kok gak ikutan temen-temennya?" Tanya Snow sembari menatap Rafa.
Rafa menggeleng. "Gak mau. Gak ada Rifa jadinya gak seru."