Hari ini akan menjadi hari yang super sibuk bagi keluarga Ratna, sebab mereka akan melakukan foto produk dan membuat video iklan untuk kepentingan bisnis online-nya. Hari ini juga, tepat tiga hari setelah kejadian di pasar malam dimana Snow dan Adit sama-sama tidak menyangka bahwa kejadian itu akan terjadi.
Sekitar pukul setengah sepuluh pagi, Snow masih belum ke luar kamar. Ralat, dia ke luar kamar hanya mengambil sarapan kemudian memakan sarapannya di dalam kamar. Alasannya sederhana, ia malu apabila harus bertemu Adit setelah beberapa hari tidak bertemu.
Gadis itu terus mondar-mandir di depan lemari. Cemas sembari menggigiti kukunya.
"Sumpah, gak pernah gue semalu ini kalau mau ketemu orang. Lagian, songong banget si pake segala ciuman! Ah! Kan! Gue malu ingetnyaaaa!! Gimana dong?" Racau gadis itu yang geram dengan dirinya sendiri.
"Nanti kalau ketemu mau begimane, hah? 'Hai, apa kabar?' atau mungkin, 'Selamat pagi, Gan.' Buset, berasa jadi admin olshop pake segala panggil Gan."
"Kak!! Bukain pintu!!" Pekik Ratna dari bawah yang membuat Snow menepuk jidat.
"Mampus dah. Mampus lo Snow! Mampus!!"
"Kaka!!"
"Iya Bun!!"
Snow mengatur napas dengan wajah yang tak bisa menutupi rasa gugupnya. Ia ke luar kamar dan menuruni tangga dengan perasaan tak karuan. Jantungnya berdebar bahkan empat kali lebih cepat. Bahkan ia berpikir, apakah Adit akan merasakan hal yang sama? Atau malah tidak sama sekali?
Cklek!
Snow membuka pintu rumah dengan pelan. Tidak, ia tidak membuka pintu rumah lebar-lebar. Melainkan membuka pintu rumah sedikit, kemudian kepalanya menyembul dari sana. Dan....
"Woi! Buka pintu lama amat sih! Berat nih gue bawa-bawa background foto! Minggir!"
Snow menghela napas lega ketika yang ia temui adalah Mega. Sesegera mungkin, Snow membuka pintunya lebar-lebar dan membiarkan Mega masuk membawa peralatan dan aksesoris untuk foto produk.
"Gue kira siapa, ternyata elo." Ucap Snow yang masih berdiri di ambang pintu sembari menatap Mega yang sibuk menata peralatan foto.
"Ya emang lo berharapnya siapa? Adit?"
"Ya---"
"Hai."
"Tuh orangnya datang. Gue masuk dulu ya Snow, hihi." Snow mendelik ketika Mega terbirit masuk dan meninggalkan sahabatnya berdua dengan sosok yang membuatnya kagok setengah mampus.
Tubuh Snow tegang mendadak ketika sebuah suara berat yang sangat ia kenal menelisik telinganya. Suaranya dekat, cukup dekat hingga membuat seluruh bulu kuduknya meremang. Snow menelan ludahnya sembari berbalik perlahan.
Gadis itu tersenyum kikuk. "H--hai. Em, mau masuk?"
Bodoh.
Pertanyaan yang begitu bodoh. Jelas-jelas Snow yang meminta tolong kepada Adit untuk membantunya melakukan foto produk, malah ditanya mau masuk atau tidak.
Adit terkekeh. "Masih keinget ya?"
Blush.
Wajah Snow mendadak merah padam. "Ah, enggak! Inget apaan? Gak jelas ih!"
Telunjuk Adit bersemayam di jidat Snow dengan memasang wajah jenaka. "Pasti dipikiran kamu masih keinget jelas. Pasar malam, bianglala, terus.... Hm."
"Adit! Tau ah! Apaansi?!"