Sulur Luka

FA NELA
Chapter #7

Bab 7: Awal Mula

Muncul dua pemberitahuan penting di grup chat editor. Pertama, jadwal rapat redaksi eksternal yang akan dilaksanakan besok pagi. Kedua, telah dibuatnya peraturan baru dari pihak direksi Jagat Media, sehubungan dengan himbauan Kemenkes mengenai kasus covid yang mulai naik kembali. Tapi tak ada WFH. Inti dari dua lembar poin-poin panjang yang kemudian terpampang di dinding ruangan, ialah karyawan wajib memakai masker selama bekerja, lalu apabila ada yang melanggar peraturan akan dikenakan denda sebesar Rp 50.000 per kesalahan.

Dih, kocak banget,” ujar Laila tanpa sadar begitu membaca sampai habis, “daripada nerapin denda, kenapa nggak disediakan hand sanitizer tiap ruangan. Minimal sabun cuci tangan gitu.”

Laura dan Jiya tertawa saja di sebelah Laila.

“Nggak aneh,” sahut Laura bersarkas kemudian balik ke meja kerjanya.

Begitu karyawan lain mulai berdatangan untuk membaca lembar pengumuman, Laila dan Jiya menyusul ke meja masing-masing. Masih ada LPN yang merongrong minta diselesaikan, terlebih deadline-nya semakin menipis. Tersisa tinggal beberapa jam lagi sampai nantinya dibawa ke meja rapat besok pagi.

***

“Selamat pagi, Bapak-Ibu. Perkenalkan nama saya Laila Zhafirah, biasa dipanggil Laila. Saat ini posisi saya sebagai editor dari divisi keagamaan, Athariz. Terima kasih.”

Laila langsung duduk dan kembali memakai maskernya begitu menyelesaikan perkenalan singkat. Pada rapat kali ini, selain Pak Kenzi dan para editor perguruan tinggi, dihadiri pula direksi selaku pihak luar (eksternal). Pembahasannya seputar judul-judul naskah yang sebelumnya sudah di-acc Pak Kenzi, lalu dibuatkan LPN oleh editor masing-masing. Ternyata meskipun naskah sebelumnya sudah dapat penilaian positif dari sang general manager, belum tentu lolos di tangan para direksi. Termasuk naskah satu-satunya yang Laila ajukan, ditolak oleh mereka.

“Kita kan sudah punya buku Studi Ilmu Alquran, kalau memang dirasa kurang update, kamu minta aja Pak Zubair—penulis lama—untuk menulis ulang bukunya. Kasih beliau petunjuk bagian mana yang perlu ditambahkan, minta dibuatkan sesuai naskah yang ini (dari penulis baru). Jadi, yang ini (naskah penulis baru) tidak perlu kita acc,” jelas salah satu dewan direksi, lalu memberi coretan silang tinta merah pada lembar LPN Laila.

“Maaf, Pak, tapi sebelumnya saya sudah bertanya kepada Pak Zubair. Beliau bilang saat ini jadwalnya sedang padat karena masih menulis buku lain. Jadi, beliau menolak jika saat ini diminta menuliskan ulang buku Studi Ilmu Alquran.”

“Estimasi naskah yang lagi dibuat selesai kapan?”

Lihat selengkapnya