Blurb
Universitas Cahaya Nusantara diguncang oleh serangkaian pembunuhan brutal. Pelakunya, yang dijuluki 'Profesor Tanpa Kelas', meninggalkan mayat-mayatnya dalam pose teatrikal, disertai kutipan filosofis yang dituliskan dengan darah. Setiap korban menjadi simbol kemunafikan sivitas.
Di tengah kepanikan, Saka Mahendra, mahasiswa psikologi tingkat akhir yang pendiam, melihat sesuatu yang tak dilihat orang lain. Pola. Logika yang dingin dan mengerikan. Didorong oleh tugas akhir serta trauma masa lalunya, ia memutuskan untuk menjadikan si pembunuh sebagai subjek penelitiannya.
Ia mulai memetakan pikiran si pembunuh, mengagumi kecerdasannya, dan mencoba menebak langkah selanjutnya. Satu demi satu, petunjuk mulai terkumpul. Tulisan tangan di TKP yang dikenalinya.
Waktu-waktu yang hilang dari ingatan. Saka yakin ia semakin dekat untuk menangkap sang 'Profesor'.
Tapi, ia melewatkan satu pertanyaan paling penting.
Bagaimana jika ini bukanlah sebuah penyelidikan?