Udara dingin mulai menyelimuti sepasang suami istri yang sedang menunggu kehadiran anak pertamanya yang akan lahir 1 minggu lagi. Mereka ingin berlibur ke rumah ibuk dari istri nya ke banyuwangi namun, sebelum itu mereka diberi kabar yang kurang mengenakan tentang ibuk dari istrinya pak danu. Ibuk dari istrinya pak danu itu telah meninggal dunia namun saat ditemukan jasadnya terdapat luka tusuk bagian lehernya diduga ibuknya itu meninggal karena dibunuh dan pembunuhnya pun melarikan diri. Akhirnya pak danu dan istri segera memesan tiket kereta untuk pergi kebanyuwangi ya sangat jauh sih perjalanan dari jakarta ke banyuwangi. Istrinya pak danu bernama bu ikhfi, ya mereka berdua saling menguatkan ketika dalam keadaan sulit.
“ ma yang tenang ya, semoga ibu kamu bisa tenang disana, jangan nangis dong ma “. Ucap pak Danu mengusap airmata istrinya itu.
“ tapi pa, kenapa ini terjadi sama ibu, padahal kita kan mau kerumah ibu “. Ucap bu ikhfi dengan rasa terkejutnya.
“ Udah ma, diikhlasin aja, kasihan ibu kalau kamu belum ikhlas dan kasihan juga sama anak kita nanti “. Ucap pak Danu terus menguatkan istrinya.
Setelah sampai di stasiun ketapang bu ikhfi dan pak danu langsung memesan ojek online untuk kerumah ibunya itu. Terlihat banyak orang yang berkumpul dirumah ibunya dan sudah terlihat beberapa polisi yang sedang bertugas mengecek korban yang mereka temukan. Terlihat wajah ibuknya yang pucat dan basah ketika ditemukan.
Pak danu pun bertanya kepada polisi “ pak, ini apa yang terjadi “. Terlihat wajah pak Danu yang meneteskan air mata.
“ begini bapak ibuk, ibuknya istri bapak kami temukan disumur merah yang ada ditetangga dan pada saat itu, ada tetangga beliau yang sedang ingin melihat air sumur, tiba-tiba saja ada mayat yang mengambang beliau langsung lapor ke pihak polisi, setelah kami periksa ada luka bekas dibunuh dibagian leher ibu dari istri bapak “. Ucap pak polisi menjawab.
Pak Danu pun terkejut sedangkan bu Ikhfi semakin keras menangisnya. Bu Ikhfi pun memeluk mayat ibunya itu sebelum dimakamkan. Beberapa menit kemudian ibunya bu Ikhfi digotong untuk dibawa ke pemakaman umum. Sesampai disana perasaan bu Ikhfi semakin tidak enak saat dipemakaman. beliaupun terus menangis ketika pemakaman berlangsung. Tiba-tiba hujan turun mereka segera menurunkan mayatnya dan menutupnya dengan kayu-kayu. Berdoapun berlangsung namun hujan semakin deras. Pemakaman pun telah usai mereka segera pulang.
“ ma udah ya, jangan nangis kasihan ibu nanti kalau kamu tangisin. Nanti ibu malah gak tenang dialam sana. Lagian polisi kan juga sedang mencari pembunuhnya “. Ucap pak danu sambil memeluk istrinya.
Bu Ikhfi pun berhenti menangis dan melihat ke arah wajahnya pak Danu “ iya pa, ayo kita pulang “. Ajak bu ikhfi.
Akhirnya merekapun pulang kerumah ibuknya itu, namun pada saat dijalan tiba-tiba bu Ikhfi merasakan dia diikuti oleh orang waktu bu Ikhfi melihat kearah belakang ternyata tidak ada apa-apa. Bu Ikhfi berfikir mungkin ini hanya perasaannya saja. Bu Ikhfi kembali kerumah untuk istirahat.
Malam pun datang angin pun mulai terasa sangat dingin bu Ikhfi menyiapkan makanan untuk disantap dimalam hari. Pak Danu pun datang dengan wajah yang pucat. Namun, bu Ikhfi belum curiga tiba-tiba ada suara ketukan dari luar bu Ikhfi pun membukakan pintunya. Ternyata yang diluar adalah pak danu. Bu Ikhfi pun terkejut.
“ lo pa, dari mana kamu “. Tanya bu Ikhfi.
Pak Danu pun merasa heran “ papa habis dari kantor polisi ma, emang ada apa “. pak danu membalikan pertanyaan.
Bu Ikhfi pun menjawab “ lo pa, bukannya papa tadi dimeja makan ya “.
Pak Danu pun terkejut “ ma, papa kan daritadi dikantor polisi, malah belum pulang kerumah sama sekali ”.
Bu Ikhfi punmerasa ketakutan “ beneran pa, tadi ada papa di meja makan, sedang duduk. tapi wajah papa pucet banget. Kalau papa daritadi dikantor polisi, terus siapa dong yang duduk di meja makan tadi “.
Pak Danu pun langsung berjalan kearah meja makan untuk melihat siapa yang bu Ikhfi liat tadi. Namun saat pak danu ke meja makan ada sesuatu yang memegang tangan bu ikhfi. Bu Ikhfi pun terkejut dan sontak berteriak. Pak danu menemui bu ikhfi.
“ ada apa ma,kok teriak-teriak. ini udah malam lo ma, nanti warga pada datang kesini ma “. Ucap pak Danu bertanya.
“ pa, tadi tangan mama ada yang megang, tapi gak tau siapa makaknya mama teriak “. Jawab bu ikhfi dengan wajahnya yang ketakutan.