Sunflower

Siji Getih
Chapter #38

37. Tak Terduga

"Sial."

Dengan menggenggam secarik kertas di tangannya, Vikrama meratapi nilai-nilainya yang bahkan tidak menyentuh angka di atas 80. Semua hasil ujiannya hanya menghasilan rata-rata sekitar 78. Meskipun berada di atas nilai rata-rata yang dibutuhkan, nilai itu masihlah tidak cukup untuk mendapatkan beasiswa. Tetapi Vikrama yang sekarang berbeda dengan ia saat kecil, sekarang ia merasa begitu tenang dan damai, bahkan ia merasa dapat mengalahkan iblis yang paling mengerikan sekalipun.

Karena ia tahu tidak akan pernah ada masa di mana dia akan berkuliah dengan jas almamaternya.

Vikrama mendongakkan kepalanya, bersandar pada sandaran kursi seraya menatap langit-langit kamarnya. Hembusan napas yang keluar dari dalam mulutnya dengan sangat tenang, dan mulai mengangkat telapak tangannya ke atas.

"Kenapa aku harus hidup dengan penuh kekangan, jika Tuhan saja memberiku kebebasan untuk kebahagiaanku?" Vikrama sungguh tidak mengerti mengapa manusia harus terperangkap dalam lingkungan yang menyedihkan seperti kehidupan ini. "Kenapa aku tidak bisa bebas seperti burung yang dapat terbang dengan sayapnya secara bebas?"

Tak lama kemudian Ibu mengetuk pelan pintu kamarnya, sebenarnya Vikrama sudah pasrah jika pada akhirnya Ibu akan memarahinya karena mendapatkan nilai yang hanya mencapai rata-rata saja. Dia sudah tidak peduli sedikitpun dengan hal itu, karena saat ini dia lebih khawatir dengan kondisi Tarani yang sepertinya menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

"Vikrama!" Panggil Ibunya seraya kembali mengetuk pintu kamarnya yang tertutup rapat. "Vikrama, bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin Ibu bicarakan bersama denganmu."

"Sebentar Bu!" Jawab Vikrama, dan dengan segera ia bukakan pintu kamarnya yang tidak terkunci. Ia membiarkan kertas-kertas hasil ujiannya tergeletak begitu saja di atas meja, dia sedikit merasa penasaran dengan reaksi yang diberikan oleh Ibu jika melihat hasil nilai ujian Vikrama yang tidak sesuai dengan harapan. "Ada apa Bu?"

Ketika pintunya terbuka, Ibunya dapat melihat dengan jelas kertas-kertas di atas kasur Vikrama. Dia segera masuk ke dalam kamar dan langsung melihat kertas-kertas yang berisi hasil ujian dari Vikrama satu per satu, "Nilaimu sangat buruk ... kamu harus lebih banyak belajar!" Kata Ibunya, lalu menyimpan kertas ujian tersebut di atas meja, kemudian melihat barang-barang yang berada di dalam kamar Vikrama.

Vikrama sendiri sedikit terkejut bahwa Ibunya tidak bereaksi seperti yang dia bayangkan. Biasanya Ibu akan memarahinya, menyuruhnya untuk belajar dengan porsi yang mengerikan, dan bahkan memberikannya jadwal les. Ibu membuat kesehariannya hanya dipenuhi dengan belajar, belajar, dan belajar. Hidup yang sangat memuakkan bagi anak-anak.

Lihat selengkapnya