SUNRISE

Kala Hujan
Chapter #6

6 | minimarket, karnaval, dan toko buku

"La maafin Kakak ya?"

Kala memalingkan mukanya sedih.

"Kala nggak suka ya Kak kalau Kala lagi bicara dan nggak Kakak dengerin sepenuh hati kayak tadi."

"Iya La iya, Kakak minta maaf."

Kala menghembuskan nafas pelan lalu mengangguk pertanda dia memafkan Leon. Ternyata Kala bisa marah juga.

"Kita ke minimarket dulu ya? Beli es krim mau?"

"Mau!"

Kala segera naik ke motor Leon yang segera disusul lelaki itu. Angin sepoi sepoi yang dirasakannya membuat Kala memejamkan mata lalu memeluk pinggang Leon erat.

"Kak." Panggil Kala pelan seraya meletakkan kepalanya di pundak Leon.

"Iya La?"

"Kak Naya nggak diajak? Maksudnya Kala, kenapa Kak Naya nggak ikut sekalian?"

"Naya... lagi patah hati."

"KAKAK APAIN?!" Jerit Kala refleks di telinga Leon yang membuatnya meringis pelan.

"Ada lah pokoknya. Tapi bukan Kakak, Naya patah hatinya bukan karena aku La."

"Makanya ayok kita ajak jalan Kak."

Leon menimbang nimbang sejenak permintaan Kala barusan.

"Yaudah iya. Tapi masalahnya Naya nanti naik apa?"

"Iya sama kita lah Kak, bertiga."

Leon rasa ingin tertawa mendengar perkataan polos Kala.

"Nggak bisa dek, nanti ditangkap polisi mau?"

"Ya Kak Leon aja lah kan yang bawa motor Kakak, yang punya motor juga Kakak."

Leon diam.

"Kak?"

"Hm?"

"Kakak kenapa?"

"Lagi meditasi sebelum mengumpat."

"Oh, lanjutkan."

Leon tak lagi bisa menahan tawanya dan tertawa lepas. Sepertinya Kala tak sepenuhnya mendengar ucapannya tadi sebab ada pengendara motor yang melaju kencang di samping mereka.

"Kala."

"Iya?"

"Telepon Naya coba. Kalau Naya mau kita ajak jalan jalan, kalau Naya nggak mau yaudah nggak boleh maksa ya?"

"Iya Kak."

Kala mengambil ponselnya lalu menghubungi Naya.

"Iya La?"

"Kakak di rumah? Mau keluar nggak? Ke karnaval bareng sama Kak Leon sama aku."

Naya tertawa kecil. "Terus aku naik apa?"

Kala menusuk nusuk punggung Leon dengan jarinya.

"Kenapa La?"

"Kak Naya naik apa Kak?"

"Udah nggak papa nanti kita ketemuan di alun alun aja ya, tungguin di pintu masuk. Aku pakai jaket warna biru." Sela Naya cepat.

"Iya Kakak cantik, makasih ya."

Kala mematikan sambungan ponselnya lalu kembali memeluk dan meletakkan kepalanya di bahu Leon. Kalau mereka tidak segera sampai, mungkin Kala akan terlelap di jalan.

"Kamu mau ikut masuk atau tunggu sini La?" Tanya Leon saat mereka sudah berhenti di minimarket.

"Kala tunggu di sini aja. Itu di pojok ada kursi."

Leon mengangguk pelan lalu mengecak acak rambut Kala dan meninggalkannya sendirian di luar. Memasuki minimarket itu, Leon segera memilih es krim kesukaan Kala dan beberapa camilan sehat untuknya. Takut takut jika nanti di karnaval jajanan yang ada ternyata adalah makanan yang tidak diperbolehkan dokter untuk dimakan.

Saat ingin membayar ke kasir, Leon mendapati segelas kopi yang tampak menggiurkan. Tangannya bergerak mengambil dua gelas kopi itu dan memasukkannya ke dalam keranjang. Saat membelikan kopi itu untuk Naya, Leon teringat wajah gadis itu yang tampak kelelahan. Apa yang sangat disukai perempuan?

Skincare bukan? Tangan Leon mengambil beberapa produk di lorong skincare dan make up asal lalu kembali mengelilingi minimarket itu dan mencari paperbag yang sesuai.

Lihat selengkapnya