SUNRISE

Kala Hujan
Chapter #15

15 | risih

"Eak si singa udah masuk aja nih."

Leon tersenyum tipis tanpa menghiraukan Raka yang kini sedang berlari ke arahnya. Sesampainya lelaki itu di samping Leon, Raka tiba tiba saja merangkul paksa dan membuatnya meringis. Berontak untuk melepaskan diri dari rangkulan tak berperikemanusiaan Raka, Leon menatap sahabat setannya itu tajam lalu menendang kakinya kuat kuat. Bodo amat dengan kaki Raka, toh dia sehat bugar kan? Disleding enak juga sih.

"Apa apaan lo!"

"Ya lo yang ngapain?!" jawab Leon sedikit emosi.

"Gue kan cuma nyambut doang, salah?"

"Iya!"

"Hai Le." sapa Naya yang berada sekitar 3 meter di depan mereka.

"Hai yang!"

"Ck, nggak usah sok gitu singa! Najis!"

"Gue nyapa doang dinyinyirin, gue ngajak cewek gue jalan dibilang sok banget, gue ngajak cewek gue makan masih dibilang pelit. Emang susah ya temenan sama orang yang sifat irinya sudah diikat erat oleh hemoglobin hingga mengalir ke seluruh tubuh."

"Udah sono samperin noh cewek lo!"

Leon tersenyum tipis lalu mengedikkan bahunya seraya berjalan menghampiri Naya. Melihat sahabatnya yang sudah memiliki cewek benar benar membuatnya iri. Sungguh demi apapun, tidak adakah seorang yang ingin menjadi ceweknya?!

"Udah ada pacar, sahabat sendiri dilupain. Siapa? Ya mereka itu human human sekalian, ya kali gue! Awas aja ya Yon kalau nanti lo broken heart, gausah dateng ke gue!" gerutu Raka sebal, iri.

"Udah mau pulang?" tanya Leon pada Naya.

"Iya."

"Mau aku anterin nggak?"

"Eh, nggak usah nanti ngerepotin."

"Sama pacar sendiri juga. Udah nggak papa ayok."

Naya masih diam di tempat, tak bergerak.

"Kamu maunya apa sih? Kalau kamu maunya aku, bilang dong. Kan aku juga maunya kamu."

Wanita itu benar benar kehabisan kata kata untuk membalas kalimat Leon barusan dan hanya bisa tertunduk malu. Sedangkan Raka yang menguping pembicaraan sepasang kekasih itu menampakkan raut muka seakan akan ingin muntah di belakang Leon.

"Nggak papa Le.

"Nggak usah gampang percaya gitu Nay, mulut cowok banyak BULLSHITnya!"

Raka seakan tak memiliki dosa seraya berdiri di tengah tengah keduanya dan menekan kata bullshit. Mendengar itu, Leon tak tahan untuk tidak menggeplak kepala Raka sebab mulutnya memang perlu disekolahkan.

"Lo juga cowok setan!"

"Nggak gue setan."

"Okelah lo sadar. Ayo Nay kita pergi, kelamaan di sini bikin kita kerasukan."

"HE AWAS YA LO NYET!"

Naya tertawa lalu menarik tangan Leon supaya tidak pergi terlebih dahulu. Melihat itu, Leon tersenyum tipis seraya menatap Naya yang akan melepaskan tangannya dari tangan Leon. Betapa terkejutnya wanita itu saat Leon malah mendekatinya dan mengeratkan pelukan tangannya pada tangan Naya.

"Mau cewek? Usaha! Pakai skincare biar putihan dikit."

"Tapi warna kulitnya Raka bagus kok. Manis."

"Kamu muji Raka yang?"

"Kenapa? Kan memang bener. Kamu tuh ya sama sahabat sendiri jangan suka bertengkar gitu ih."

Raka tertawa melihat itu. Sudah ada bumbu bumbu perpecahan yang tampak.

"Gitu doang masa kamu cemburu sih Le? Aku kan cuma bilang."

"Oh ya jelas, karena aku kan bener bener sayang sama kamu."

Lihat selengkapnya