"Le..." panggil Naya pelan. Leon yang tau arah pembicaraan ini akan kemana hanya bisa diam seraya menghembuskan nafas.
"Iya aku tau Nay, di sini aku juga salah. Tapi aku nggak bisa maksain perasaan aku, aku nggak cinta sama Luna, aku cintanya sama kamu."
Suasana di cafe malam itu tampak ramai. Banyak pasangan muda mudi seperti mereka yang baru datang dan ingin menikmati malam minggu berdua saja. Kembali ke meja Leon dan Naya, kini keduanya terdiam. Naya yang sempat terisak tadi juga sudah dapat mengondisikan dirinya walau sebenarnya dia tau beberapa hal tentang Luna yang tidak Leon ketahui. Apa dia harus memberitau Leon tentang ini?
"Le."
"Iya sayang?"
"Kamu tau nggak kalau Luna... em, dia... nggak punya ayah."
Leon yang mendengar itu mengeryitkan dahinya sebab baru tau akan hal ini.
"Enggak."
Naya semakin sedih mendengarnya. "Cinta pertamanya udah nggak ada Le. Dia sudah merasakan arti sesungguhnya dari patah hati di usia 16 tahun. Ayahnya meninggal karena kecelakaan. Terus setahun setelahnya, laki laki yang Luna suka juga meninggal karena tenggelam di pantai. Waktu itu Luna sama dia lagi berenang, tapi karena ombaknya besar Luna hampir aja tenggelam. Dan..."
Naya tak kuat melanjutkan kalimatnya dan terisak pelan. Melihat Naya seperti itu membuat Leon kembali mendekapnya lalu mengelus rambut Naya pelan.
"Luna hancur banget waktu itu Le. Dia udah kehilangan dua lelaki yang paling disayanginya. Impiannya dengan Justin untuk masuk universitas ternama di luar negeri hancur, termasuk impian impian lainnya yang seakan hilang bersama keberadaan Justin di dunia ini. Dia sempat depresi, tapi nggak ada satu pun temannya yang tau."
Naya semakin terisak di pelukan Leon.
"Di umurnya yang ke 18, Luna kehilangan kakaknya. Waktu itu di restoran tempat Luna, kakak, dan ibunya lagi jalan jalan meledak tiba tiba. Lagi lagi Luna harus kehilangan orang yang disayang karena melindunginya. Ibunya menderita luka bakar yang cukup parah, sedangkan kakaknya harus rela menjadikan dirinya sebagai perisai bagi Luna. Saat dilarikan ke rumah sakit, kakaknya Luna yang menderita luka bakar juga anemia sebab tertusuk pisau dan meninggal di jalan."
"Luna udah mengalami 3 tahun paling tragis dalam hidupnya Le. 3 tahun masa SMA yang seharusnya dia jalani dengan bahagia layaknya remaja pada umumnya malah membuatnya trauma. Sebelum bertemu Justin, Luna juga udah ditolak sama cowok Le, persis kayak apa yang kamu lakukan ke Luna. Dan kini kamu malah menghancurkan kembali hatinya yang sudah hancur berkeping keping itu dengan menolaknya."
Leon diam mendengar semua penuturan Naya. "Gimana kamu bisa tau semua itu Nay?"
"Aku sahabatnya Le, aku ada di setiap kejadian yang aku ceritakan ke kamu barusan. Aku bisa merasakan rasa sakit yang Luna rasakan!"
Mendengar itu, Leon tampak tak percaya.
"Sikap kalian nggak nunjukin kalau kalian itu sahabat Nay..."
"Percaya nggak percaya, Luna sahabat aku Le. Hanya saja hubungan kita merenggang setelah kematian Justin. Dan semakin merenggang saat Luna tau kalau kamu suka sama aku. Kita pernah sedekat nadi, namun kini sejauh bumi dengan matahari."