SUNRISE

Kala Hujan
Chapter #24

24 | pertikaian

Getaran halus di saku celana membuat lelaki itu menghentikan laju motor lalu merogoh sakunya. Nama Kala yang tertulis sebagai penelpon membuatnya mengeyitkan dahi bingung lalu mengangkatnya.

"Kenapa La?"

"Kakak balik deh ke rumah."

"Hah? Kenapa?" Tanya Leon setengah berteriak.

"Kak Naya ada di rumah. Percuma juga kalau Kak Leon tetap mau ke kampus juga."

"Kok bisa?"

"Nggak tau. Mau ketemu Kala sama sekalian mau bicara juga sama Kak Leon katanya."

"Oke makasih."

Leon segera memasukkan ponsel ke saku celana lalu memutar arah lajuannya untuk kembali ke rumah. Merasakan ponselnya kembali bergetar membuat Leon menghembuskan nafas berat lalu menggapai saku celananya. Dilihatnya nama Adit di layar ponsel membuat Leon mengumpat pelan lalu mengangkat panggilan telepon itu.

"Gimana? Putus nggak?"

"Shut up your lambe before I geplak you with my hand!"

Adit tertawa mendengarnya.

"Gausah ketawa, lo kayak kunti!" Emosi Leon dibuatnya.

"Jadi beneran putus?"

"Bentar deh, emang kita kenal?"

"Yok berantem Yon, gue nggak suka kita temenan."

Leon menghembuskan nafas berat seraya mengumpat dalam hatinya.

Senyumin aja dulu gamparnya belakangan.

Lagi lagi Adit tertawa. "Kayak cewek PMS aja lo dikit dikit emosian! Hahaha, hari lo buruk ya? Tetap semangat karena besok akan lebih parah. Dan lusa mungkin akan lebih mematikan."

"Lo kalau nggak niat nenangin gue minimal nggak usah matahin semangat kek!" Kesal Leon berbicara dengan sahabatnya yang sewaktu bayi bukan minum asi melainkan makan boncabe sebotol perjam.

"Nggak usah ngerasa sendiri, nggak usah down gitu setan, santai aja sih. Yakinlah, di masa depan semuanya akan jadi lebih parah lagi. Ini baru permulaan loh, jangan mati sekarang."

"Kamu tak punya akhlak, kamu tak punya otak. Yang lo punya hanyalah mulut julid, gada habisnya!"

"Eak sia teh nyanyi woy!"

"Beli karet di mama Seli, bodoamat gak peduli!" Lagi lagi Leon selalu emosi saat bicara dengan Adit.

Sedangkan lelaki di sebrang sana malah tertawa puas mendengar suara Leon yang mulai terdengar kesal.

"Lagi apa?" Tanyanya lagi dengan nada santai yang malah dibalas dengan nada judes oleh Leon.

"Lagi gila! Tau ah males gue! Setan kayak lo itu harusnya dikerangkeng ajalah! Meresahkan masyarakat!"

Lihat selengkapnya