POV penulis.
Suasana di dalam apartemen Citra sore itu cukup gaduh. Karena baru saja Hanin menyadari bahwa uang miliknya, sebesar 5 juta yang disimpan di dalam lemari tiba-tiba hilang.
“Lo yakin gak salah nyimpen kan, Nin? Lo udah coba cek lagi kan?” tanya Citra meyakinkan Hanin.
“Iya, Cit... aku ingat jelas ko di mana terakhir aku nyimpen uang itu.”
Friska masih sibuk mengobrak-abrik isi apartemen, diikuti oleh Citra dan Hanin. Tapi tetap saja uang Hanin tidak ditemukan.
“Huhhh... tetep gak ada, Cit. Masa iya di apartemen ada pencuri sih,” ujar Friska.
“Coba deh tanya Ririn,” ujar Citra sedikit panik.
Namun saat Citra menyebut nama Ririn dan Friska mendengar nama Ririn, tiba-tiba saja Citra dan Friska saling berpandang-pandangan, seakan-akan isi di kepala mereka berdua setelah mendengar kata Ririn itu, sama.
“Jangan-jangan...” ujar Citra dan Friska bersamaan.
Namun Hanin malah menggelengkan kepala. Hanin percaya kalau Ririn tidak mungkin melakukan hal seperti itu kepadanya.
Sudah hampir tiga jam Citra, Hanin dan Friska menunggu Ririn pulang. Namun tetap saja Ririn belum kelihatan batang hidungnya, sampai-sampai Hanin dan Friska ketiduran. Sementara Citra masih terlihat gelisah menunggu Ririn.
Trekkkkk,,,, suara pintu terbuka. Ririn pun masuk ke dalam apartemen.
“Lo belum tidur, Cit?” tanya Ririn sambil tersenyum.
Namun citra malah memandangnya sinis, dan langsung menghampiri Ririn dengan pertanyaan yang cukup membentak.
“Mendingan lo jauhin cowo itu sekarang juga! Lo ancur semenjak kenal dia, Rin!” ujar Citra.
“Maksud lo apa sih? kaya lo paling bener aja deh,” jawab Ririn tidak terima.
“Lo udah jauh berubah, Rin. Mendingan sekarang lo ngaku aja deh. Lo kan yang ngambil uang Hanin? Iya kan?”
Mendengar itu, Ririn mendadak diam. Seakan-akan ia bingung harus menjawab apa. Dengan diam Ririn, Citra sudah dapat menebak kalau Ririn memang yang melakukannya. Citra terlihat begitu kecewa kepada Ririn.
“Dulu lo gak pernah ngelakuin hal bodoh kaya gini, Rin. Lo pasti abisin bareng cowo lo itu kan?”
“Gue pasti ganti ko,” ujar Ririn sedikit membentak.
Hanin dan Friska pun terbangun mendengar suara gaduh akibat adu mulut antara Ririn dan Citra.