SUPAI

halbert caniago
Chapter #2

Lautan Mimpi

Deburan ombak di pelabuhan markas Angkatan Laut Jepang di Hiroshima serentak mengantarkan Tomegoro dan belasan pasukan lainnya ke lautan lepas Samudera Pasifik. Perlahan, kapal itu mulai mengecil dan menghilang saat sudah berada di tengah lautan.

Belasan pasukan yang berada di dalam kapal itu berbaur dengan asyarakat yang akan membawa dagangannya ke negeri ang bernama Hindia-Belanda. Tomegoro mulai memperhatikan satu persatu dari rekannya itu dan saling bekenalan.

“namaku Tomegoro Yshizumi” katanya sambil menjabat tangan salah satu dari rekannya itu

“Tatsuo Ichiki” jawab lelaki berbadan kekar yang ia salami itu

Mereka mulai berbincang tentang misi yang akan mereka lakukan di tanah yang sedang dikuasai oleh Belanda itu. Sementara pasukan lainnya mulai membaurkan diri dengan pedagang yang membawa beberapa hasil kesenian untuk dijual.

“Aku masih belum memahami misi ini” ujar Tatsuo sembari menoleh ke arah Tomegoro

“Sepertinya ini akan sulit dan memakan waktu yang lama” sahutnya

“dalam tas ini ada petunjuk yang akan kita lakukan di sana nantinya” sambungnya

“Ini bukan misi bunuh diri bukan?” Tanya tatsuo lagi

“aku tidak akan mati dalam misi yang seperti ini” kata Tomegoro sembari menatap kea rah laut

Lalu, ia langsung pergi arah dek kapal dan bersandar di dinding sambil memeluk tas yang diberikan kepadanya. Ia masih belm yakin untuk membuka isi tas yang masih berada di pelukannya itu. Hingga akhirnya hembusan angina laut membuat matanya mulai mengantuk.

Tas yang ia peluk dijadikannya sebagai bantal untuk merebahkan diri sementara. Hiruk-pikuk suara orang-orang tak mampu menghentikan rasa kantuk yang sedang ia alami dan ia mulai memasuki dunia mimpi.

Dalam mimpinya, Tomegoro tertangkap oleh Belanda saat sedang mengambil peta pertahanan d markas pusat Belanda yang berada di Batavia. Ia dikurung dalam sebuah ruangan gelap yang terletak di bawah tanah.

Kepalanya ditutup menggunakan sebuah kain hitam. Pakaiannya semua dilucuti dan hanya tinggal celana dalam dan duduk di atas kusi dengan keadaan kaki dan tangan terikat.

Lihat selengkapnya