SUPER JEALOUS

Frasyahira
Chapter #6

PUISI

Keributan selalu saja terjadi ketika selesai pelajaran jam olahraga. Ada dua tim yang memperebutkan kelas untuk berganti pakaian tim cewek dan tim cowok. Di kelas 12-D hal itupun terjadi, tim cewek enggan memakai kelas kalau habis di pakai untuk berganti pakaian oleh para cowok. Karena mereka merasa keringat para laki-laki yang berkumpul dalam satu ruangan bisa mencemari udara di dalam kelas.

Para tim cewek paling benci dengan aroma keringat teman laki-laki mereka yang di anggap bau asem, tengik, bau teri, kemenyan. Sedangkan para cowok enggan memakai kelas ketika habis di pakai berganti pakaian oleh para cewek karena ruangan akan mendadak menjadi toko minyak wangi. Para gadis itu selalu menyemprotkan parfum dengan jumlah banyak hingga membuat hidung para tim cowok kesakitan.

Tapi ya itu tadi para cowok biasanya akan selalu kalah dalam debat untuk memperebutkan kelas dari tim cewek. Mungkin lebih tepatnya mereka malas untuk memperdebatkan hal yang sepele. Sebenarnya kan memang para laki-laki itu bisa berganti pakaian di mana saja, tidak seperti para cewek yang harus berganti pakaian di ruangan yang tertentu.

"Nah silahkan pake deh tuh kelas. Pake sepuasnya!" ucap Bunga begitu keluar dari dalam kelas di ikuti oleh para gadis yang lainnya. Mereka berjalan bergerombol layaknya seperti para peserta ajang ratu kecantikan.

"Busettt! Dah nih kelas. Wangi amat ya," kata Masta mengibas-ngibaskan tangannya.

"Beneran ini mah. Kalau gini terus idung gue bisa mimisan." 

"Ya mau gimana lagi ujung-ujungnya kita selalu kalah dari cabe-cabean itu. Huff... sabar-sabar."

Para gadis yang telah selesai berganti pakaian pasti langsung pergi ke kantin untuk membeli minuman. Seperti biasa Salva dan Sausan duduk di kursi kantin yang ada di dekat pohon mangga.

"Kemaren lo abis jalan ya sama Viyan?"

Salva sedikit terkejut tahu darimana Sausan padahalkan ia tidak cerita pada siapapun. "Mm... bukannya jalan yang gimana-gimana ya. Gue sama dia cuma beli buku, makan udah terus pulang." Salva minum es cokelat dengan sedotan ia lalu meletakan kembali es itu. "Tapi ngomong-ngomong lo tau darimana ya? Perasaan gue gak cerita ke siapa-siapa."

"Tadi pagi gak sengaja gue denger Galvin ngomong sama Masta."

"Ngomong apa?"

"Dia bilang kemaren kalian ketemu di taman. Terus dia bilang kalau dia bakalan awasin lo sama Viyan."

Salva menghela napasnya. "Dia tuh kenapa sih aneh banget deh jadi orang. Gayanya itu loh sok-sok bersikap kalau dia itu Kakak gue."

Sausan mengangkat kedua bahunya. "Mungkin dia cuma gak pengen lo kenapa-napa. Kalian berdua sahabat kan."

"Iya sahabat sih sahabat tapi gayanya gak usah lebay gitu," ucap Salva.

Tiga teman cowok mereka datang dan langsung duduk di kursi kantin. Dari ketiganya aroma parfum hanya tercium pada tubuh Rayhan. Tapi yang paling mengejutkan adalah kedatangan Galvin kali ini dengan membawa satu gelas pop ice cokelat lengkap dengan toppingnya. Hal itu jarang terjadi karena biasanya ia selalu menyerobot minuman orang.

"Tumben lo beli pop ice pake topping biasanya juga minta kalau gak cuma beli es teh yang pake pelastik perapatan," kata Salva.

Lihat selengkapnya