SUPER JEALOUS

Frasyahira
Chapter #19

CERITA

Salva yang masih memakai seragam SMA berjalan sendirian sejak tadi dirinya terus menurus coba untuk menghubungi Viyan. Sudah lebih dari dua puluh kali ia menelepon Viyan tapi tidak pernah ada tanggapan. Ia mengirimi Viyan pesan tapi hasilnya tidak pernah ada jawaban. Ada perasaan khawatir dalam hatinya ia menduga kalau Viyan pergi karena merasa bersalah pada Salva atau bisa juga ia pergi karena perempuan bernama Tiara itu.

Semua kemungkinan kini bermunculan di dalam benaknya. Salva menyentuh keningnya yang sedikit terasa sakit. Gadis itu menghentikan langkahnya ia menghadap sebuah rumah besar. Itu adalah rumah nenek Viyan. Ada seorang asisten rumah tangga yang menyapu di teras. Salva memanggil wanita itu dan menanyakan keberadaan Viyan namun sayang orang yang ia cari tidak ada di sana.

"Kalau Nenek Runa ada?"

"Oh ada mba di dalem." 

Salva tersenyum lebar. "Saya mau ketemu sama dia." 

Asisten rumah tangga itu mempersilahkan Salva masuk dan menyuruhnya menunggu di ruang tamu. Ia lalu pergi menghampiri nenek Runa yang ada di taman belakang. Salva duduk dengan tenang di sebuah kursi yang kerangkanya terbuat dari pohon jati. Gadis itu memberikan senyum terbaiknya ketika nenek Runa menghampirinya di ruang tamu.

"Salva ya," kata nenek Runa sembari tersenyum.

"Iya Nek, waktu itu saya pernah kesini." 

"Biar Nenek tebak kamu pasti mau cari Viyan kan."

Salva merapatkan kedua bibirnya ia lalu meangguk. "Iya Nek. Dia kemana ya kok gak masuk sekolah."

Nenek Runa menghela napasnya yang terlihat sangat berat. "Nenek juga gak tau dia dimana. Kasian dia, selalu disalahkan atas kematian...." Nenek Runa terdiam ia tahu tidak seharusnya ia bicara.

"Kematian...?" Kata Salva penasaran.

"Oh enggak bukan apa-apa. Nenek gak tau dia dimana? Dia kalau lagi marah memang seperti itu suka pergi menghilang entah kemana. Tapi coba kamu cari tau sama temennya yang di Jakarta, namanya Tiara. Ini no handphonenya."

Salva menyimpan nomor ponsel Tiara yang di perlihatkan nenek Runa di ponselnya. Salva lalu mohon izin untuk pamit. Gadis itu pulang ketika hari sudah mulai beranjak sore. Ia kini sudah berada di jalan yang kanan kirinya di tumbuhi oleh pepohonan hijau. Gadis itu menengadah ke atas memperhatikan langit yang berwarna jingga.

"Lo berharap Viyan ada di atas sana."

Salva terkejut ia melihat ke arah depan ternyata itu adalah Galvin yang sedang duduk di atas sepedanya. Salva mendengus ia mengerjapkan matanya gadis itu menyentuh jantungnya yang berdebar karena terkejut.

"Kalau lo berharap Viyan ada di atas sana itu artinya dia udah gak hidup lagi di bumi ini," ujar Viyan.

"Ee... enggak gue cuma mau liat awan."

Lihat selengkapnya