Supermoon

Adel Romanza
Chapter #15

Sabai nan Aluih #3

Hari minggu, hari libur, biasanya paginya aku lebih sering diam di rumah, bermalas-malasan dulu sebentar di kamar. Tapi tidak pagi ini, hatiku yang gelisah menuntunku keluar rumah begitu saja, berjalan saja dengan sesekali melihat aktifitas orang-orang di ladangnya masing-masing. Sepeda yang kubawa malah kutuntun.

“Hari ini aku mau jalan-jalan Jom, apa kamu mau menemaniku?”

Aku dikagetkan oleh suara Sabai, lagi! Apakah ia kebetulan lewat dan sengaja turun dari mobilnya karena melihatku? Atau malah sengaja menguntitku?

“Kemana Sabai?”

“Ke Neraka... pakai mobil, apa kamu bisa nyetir?”

“Selera humormu mulai ada titik terang Sabai, ahahaha. Bagaimana kalau naik sepedaku saja? Ini tahan api.”

“Sepeda? Aku tau itu seru Jom tapi aku tidak tahan dengan tatapan mata orang-orang kampung, mereka tersenyum di depanmu kemudian berburuk muka di belakang, saling berbisik-bisik. Lagian tujuan kita cukup jauh.”

“Ayok naik Jom. Sepedamu titipkan saja.” Di tengah hatiku yang kacau, jalan-jalan ketempat baru yang belum dikunjungi mungkin ide yang baik, jadi aku menurut saja ajakan Sabai.

“Pak, kita ketempat biasa ya.” Sabai memberi perintah kepada Pak Mulyono supirnya, orang Jawa, sudah lama ikut keluarga mereka. Kecilkan sedikit volume nya Pak, Sabai kembali memberi perintah. kali ini Viva la Vida, Coldplay song! Mengalun dengan volume sedang. Lagu yang bercerita tentang perang salib masa lampau itu walau tidak akan sepenuhnya dimengerti makna liriknya karena bias, tetapi tetap tidak akan gagal membawa pendengarnya terbang berimajinasi hidup di abad pertengahan.

“Bukankah sudah terbiasa kamu menjadi headline pergunjingan orang-orang kampung?”

“Iya, apalagi jika mereka melihat aku berboncengan denganmu, bisa jadi berita yang sangat besar. Sabai si gadis aneh memacari putra mahkota kampung ini."

“Putra Mahkota? Sejak kapan ayahku jadi raja.”

“Becanda Jom, Tapi kamu pernah baca tentang Safawi?"

“Safawi? Hubungannya?”

“Ini teori kebetulan yang kesekian tentangmu yang kutemukan.”

“Kebetulan?”

“Kamu percaya teori kebetulan?”

“Tidak.”

“Bagaimana kalau reinkarnasi?”

“Apalagi itu.”

“Ini hanya leluconku Jom, kamu dan ayahmu adalah reinkarnasi raja-raja dari kerajaan Safawi.”

“Aku tidak menyangka kamu menghayalkanku sejauh itu. Safawiah, aku pernah sekilas membacanya, lupa tapi dimana. Kamu suka sejarah timur tengah?”

“Aku suka bacaan apapun, pelajaran di sekolah hanya secuil dari ilmu pengetahuan, terlalu sempit dan tidak berkembang. Guru-gurunya lebih banyak mengeluh dibanding berinovasi. Gaji kecil lah, kurang fasilitas lah, sementara kita menghabiskan waktu yang cukup lama di sana makanya aku lebih suka belajar sendiri.”

“Aku juga sering mengumpat guru, tapi Sabai, tidak semua guru seperti itu. Di sekolahku ada seorang guru bahasa inggris, namanya ibu Nurmi, sudah paruh baya. Beliau sangat baik, idealis. Satu-satunya guru yang tidak jualan LKS, haha. Kau tau, yang lebih menariknya lagi dia sering membantu murid yang tidak mampu, memberi mereka seragam baru dan uang jajan.”

“Kutebak, dia dimusuhi satu sekolahan kan?”

“Tidak perlu ditebak Sabai. Terus, teori kebetulan, reinkarnasi, Safawi tadi apa hubungannya denganku?”

“Baiklah, ini cerita tentang salah satu sejarah penting di Persia. Safawi adalah nama sebuah kelompok. Awalnya hanyalah sebuah perkumpulan tarekat namun karena ketamakan akhirnya berkembang menjadi organisasi politik. Singkat cerita organisasinya menjadi besar lalu terus bergerak untuk menguasai daerah lain. Bahkan turut andil dalam meruntuhkan dinasti Abbasiah. Pemimpinnya yang paling terkenal bernama Haidar, sama dengan nama Ayahmu bukan? dia mati dalam sebuah pertempuran. Kepemimpinan selanjutnya diwariskan kepada anaknya Ismail. Sama juga dengan namamu bukan, Jom Metasael Ismail."

“Hah...Kamu tau dari mana nama lengkapku? Bahkan nama ayahku kamu juga tau.”

“Itu tidak penting Jom, pertanyaannya apakah itu sebuah kebetulan? Kemudian di tangan Ismail berdirilah kerajaan Safawi, cikal bakal terbentuknya negara Iran.”

“Aku belum tau tentang sejarah itu, tidak ada di sekolah, kamu jauh lebih pintar dari kami Sabai. Tapi tentang persamaan nama itu jelas hanya kebetulan, Ayahku bukan siapa-siapa.”

“Tentu Jom, sudah kubilang kan hanya lelucon. Hanya saja, Raja itu tidak selalu orang yang memiliki kerajaan atau berkuasa?”

“Maksudmu?”

“Bisa jadi seseorang yang memiliki kekuatan super!”

“Superman? Hahaha, aku punya batu krypton, eh ... .” Aku mencoba menyembunyikan wajahku yang sedikit panik. Mengapa bisa tebakan Sabai mengarah kepada kebenaran.

Lihat selengkapnya