Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #22

Mind Reading - Bagian 01

" Satria , bekalnya udah disiapin di meja makan ya!" teriak sang ibu.

"Oke, makasih ya ma. Aku berangkat kerja dulu," ucap Satria sambil bergegas ke dapur mencium tangan kanan sang ibu, kemudian pergi ke ruang makan.

Sekalipun sudah berusia dua puluh delapan tahun, Satria masih tetap memilih untuk tinggal bersama ibu dan adik laki-lakinya di rumah sederhana dengan dua tingkat tersebut. Apalagi, kebetulan ia masih belum menikah (maupun memiliki pasangan). Ayahnya yang bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta sudah meninggal dua tahun lalu.

Meskipun kehilangan kepala keluarga, hidup mereka sehari-hari masih tercukupi berkat keahlian sang ibu sebagai crafter - pembuat barang seni kriya - yang sering dijual dengan harga cukup lumayan. Sang ibu juga meluangkan waktunya untuk membuka kelas khusus belajar seni kriya setiap akhir pekan.

Saat mengambil bekalnya, ia melirik ke arah adik laki-lakinya, Yudha Jiwakarsa, yang sedang menikmati roti dengan selai kacang melimpah.

Berbeda dengan kakaknya yang agak gondrong dan rambut sedikit bergelombang, Yudha berambut lurus pendek. Perawakannya kurang lebih mirip dengan anak SMA cowok pada umumnya di Indonesia: tinggi sekitar 167 cm, tidak gemuk maupun kurus. Kulitnya sedikit lebih putih dibandingkan kakaknya. Satu hal yang unik dari penampilannya adalah ia gemar mengenakan jaket hoodie dan menggunakan tudungnya di manapun, sekalipun di dalam rumah.

Tidak seperti kebanyakan anak seusianya, Yudha memilih untuk melakukan School From Home, sebuah kebijakan sekolahnya yang diberikan khusus kepada murid-murid berprestasi di bidang tertentu. Ia tidak wajib datang ke sekolah untuk mengikuti pelajaran, asalkan ia mampu membuktikan bahwa prestasinya tidak terganggu.

"Hei, Bill Gates kecil, gak mau ngurangin sedikit apa, selainya. Itu lu kayak makan selai pake roti, bukan roti pakai selai," ejek Satria sambil menunjuk ke arah roti yang dipegang Yudha .

"Yah gak apa-apa donk bang. Ini pake selainya si Evan . Jadi lu gak usah khawatir soal kita kehabisan selai."

Evan Lee Kurniawan merupakan sahabat dekat Yudha sejak mereka sekelas saat duduk di bangku SMP. Hampir setiap minggu ia mampir ke rumah Yudha untuk membawa materi tugas tertentu atau sekedar bermain saja. Satria sempat berkomentar bahwa dunia itu sempit saat mengetahui bahwa Evan adalah adik dari Ellie , bawahannya di DailyTechno .

"Oh ya ngomongin soal si Evan , tumben Sabtu kemarin dia gak datang ke sini. Biasanya dia hampir gak pernah absen main ke sini kan?" tanya Satria sambil mengambil sehelai roti dan mengoleskan selai kacang.

"Iya, katanya sih dia pergi nemenin kakaknya ke pemakaman sahabat dekatnya- EHH jangan kebanyakan bang ambil selainya," ucap Yudha sambil 'melindungi' botol selai kacangnya dari usaha sang kakak untuk mengambil olesan ketiga.

"Hah? Ini gw baru ambil sedikit gini. Lu udah maniak komputer, maniak selai juga lagi," tukas Satria sambil melahap perlahan roti yang hanya diolesi selai kacang seadanya tersebut.

"Jangan, bang. Nanti si Evan ngambek kalau selainya cepat habis sama lu."

"... Terus, dia gak ngambek kalau lu yang ngehabisin selainya!?"

Yudha hanya mengangguk sambil lanjut melahap rotinya. Satria memasang wajah kusut sejenak sambil memandang adiknya tersebut, kemudian lanjut melahap rotinya sendiri.

Lihat selengkapnya