Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #24

Mind Reading - Bagian 03

"Sekarang lu kasih tahu gw ada gosip hot apa soal si Big Bear," ucap Mike sambil menyantap sepotong paha ayam bakarnya, "Gw sampe bela-belain sama lu duaan doank makan siang di mal Pacific Place gini dibandingin bareng yang lain di kantin belakang kantor. Kalau si Bi Ijah liat, dia pasti udah nyebarin gosip yang enggak-enggak ke tim gw."

Mal Pacific Place merupakan bangunan mal yang terletak di seberang gedung kantor tempat Mike bekerja, yaitu gedung Menara Artha Rahaja. Mal tersebut tergolong mal untuk kalangan menengah ke atas. Banyak restoran dan toko ritel yang menjual merk-merk lumayan berkelas. Namun, Mike dan temannya memilih untuk makan di salah satu restoran khas Sunda yang menjual makanan dengan harga ramah bagi karyawan biasa.

"Hei, santai aja donk. Gw bosen makan di kantin belakang kantor. Mumpung gaji masih ada, gak apa-apa donk temenin gw makan di sini. Toh, gak jauh juga kan dari kantor. Cuman lima menitan jalan kaki," ujar Tommy sambil melahap kerak telor.

Tommy Pangeran Saleh merupakan manajer pemasaran untuk produk baru seperti DiaShop sekaligus teman dekat Mike di kantor. Mereka berdua dekat karena pernah bekerja di divisi yang sama di perusahaan sebelumnya. Saat pindah ke Diamond , Mike yang menawarkan Tommy untuk ikut bergabung ke sini.

Berbeda dengan Mike yang lebih suka menggunakan kaos berkerah, Tommy lebih sering terlihat menggunakan gaya berpakaian santai dengan kaos polos. Hari ini saja, ia hanya menggunakan kaos hijau dengan gambar karakter Mickey Mouse dan sepatu loafer coklat.

Ia cenderung kurang memperhatikan penampilan bila hanya bekerja di kantor seharian, namun ia bisa berubah menjadi sangat rapih bila harus meeting dengan orang lain. Ciri khasnya adalah model rambut pendek bergelombang dan tahi lalat yang terletak di dekat hidung bagian kanan.

"Heh, gw setuju karena kalau ngomongin gosip level atas, memang lebih aman gak dibicarain di deket kantor," ucap Mike sambil minum dari gelas berisi teh tariknya, "Dan lu bikin gw kehilangan kesempatan ngelirik Hime (putri, bahasa Jepang) di kantin, tauk."

"Hime? Oh si Anggi ? Astaga, Mike . Lu masih belum tobat ya ngecengin orang satu divisi?" Tommy menggelengkan kepalanya sambil memegang dada.

"Tom, Hime dan gw tuh masih beda tim produk meskipun masih divisi Product yah. Doi di DiaDrive, gw di DiaShop. Lagian role kita juga beda kok. Dia lead UI (User Interface - bagian yang mengurusi tampilan aplikasi). Dan berhubung gw manajer produk, gw bisa curi-curi kesempatan buat nanya soal UI ke dia. Hehehe," Mike tertawa kecil dengan ekspresi licik yang dibuat-buat.

"... Kalau omongan lu gw rekam dan gw edit sedikit, lu udah kedengaran kayak om-om mesum lho barusan."

Mike dan Tommy beradu mulut sedikit dalam konteks teman dekat selama beberapa saat terkait Hime.

Sejak Anggi Sutjipto bergabung ke Diamond setahun lalu, Mike memang sudah merasa ada percikan listrik asmara yang sulit dijelaskan setiap ia memandang Anggi . Sampai sekarang, topik obrolan mereka berdua hampir selalu tidak jauh dari konteks pekerjaan sehari-hari. Mike cenderung menjadi pengagum rahasianya saja.

"Oke jadi gini," ucap Tommy menyudahi pertengkaran kecil tadi, "Bos lu tuh kayaknya lagi cari muka banget sama direktur yang lain,"

Lihat selengkapnya