Saat menuju lift gedung untuk turun dan pulang, Mike berpapasan dengan Bi Ijah , salah satu Office Girl senior di kantor. Wanita pendek berhijab hijau yang sudah hampir memasuki usia empat puluhan tersebut tampak semangat menghampirinya.
"Eh, Nak Mike tumben sudah mau pulang?" tanyanya sambil membawa baki berisi beberapa snack kering di atasnya.
"Iyah bi, kebetulan kerjaan sudah beres juga. Mumpung ada waktu, saya mau istirahat lebih cepat hari ini."
"Oh ya, mau bawa pulang snack-nya gak? Ini tadi Bibi taruh di ruang meeting, tapi pada gak ada yang mau ambil. Malah disuruh bawa keluar aja sama Pak Malik ," ucap Bi Ijah sambil menyodorkan baki tersebut.
"Pak Malik ? Oh maksudnya Big- Ups," Mike hampir kelepasan menyebut nama Big Bear, panggilan untuk Malik Harialki, atasannya.
Hampir semua orang di tingkat bawahannya tidak ada yang menyebut nama asli beliau ketika membicarakan dirinya. Selain itu, nama julukan tersebut tidak boleh diketahui para OB atau OG karena khawatir dapat menyebar luas hingga terdengar telinga pihak manajemen.
"Iyah nak. Ini udah kedua kalinya beliau minta untuk gak naruh snack kalau meeting internal sama bawahannya. Katanya bikin gak konsentrasi kalau meeting ada yang makan," ucap Bi Ijah sambil mengangkat satu bungkus snack kering, "Jangan bilang-bilang ke yang lain yah, nak. Ini, Bibi kasih satu bungkus deh buat nak Mike ."
"Oh santai Bi, saya masih banyak snack di kos kok," tolak Mike secara halus.
"Eh, pamali lho nak Mike menolak hadiah. Nak Mike tahu gak, dua hari lalu OB lantai atas ada yang ketabrak terus dirawat di rumah sakit. Gosipnya sih, karena menolak hadiah ulang tahun yang dikasih sama teman-teman OB lain."
Mike memasang muka kaget yang dibuat-buat. Bila Bi Ijah sudah menyinggung kata-kata seperti 'pamali', 'gosip', 'ceritanya'; maka ia akan mulai menyangkutpautkannya dengan rumor tidak jelas ataupun cerita mistis dan fenomena gaib lain yang bisa diceritakannya.
"... Terus, katanya ya, semua karyawan termasuk OB dan OG lantai atas harus check out sebelum jam delapan malam. Kalau gak, nanti penunggunya yang ngusir kita. Duh."
Mike yang sebenarnya benci cerita horor akhirnya terpaksa meladeni Bi Ijah karena lift 'penyelamat' yang ia tunggu-tunggu tidak kunjung tiba juga.
***
Sudah tujuh menit berlalu, masih belum ada lift yang bisa Mike tumpangi. Karena sekarang memang jam pulang, lift tersebut sering penuh saat sudah tiba di lantai ini. Bi Ijah sudah menceritakan lebih dari tiga kisah dalam waktu singkat ini, seperti gosip perselingkuhan OB dan seorang staf atau kisah horor di ruangan divisi Finance saat malam Jumat Kliwon lalu.
Saat lift berikutnya sudah hampir tiba di lantai ini, matanya tak sengaja menangkap Anggi yang berjalan melewatinya menuju ke arah toilet. Mukanya sepintas tampak murung.
"Ehh... Bi, saya jadinya ke toilet dulu ya. Bibi hati-hati ya jalannya, takut nabrak sama karyawan yang lagi buru-buru pengen pulang," ucap Mike berjalan ke arah toilet sambil pamit kepada Bi Ijah .
Mike berusaha berjalan menyusul Anggi hingga sejajar di sampingnya. Benar saja, mukanya tampak tidak bersemangat.
Dalam hatinya, Mike sedikit berdebar ketika berjalan berdampingan langsung dengan gebetan satu divisinya yang ia juluki Hime, nama panggilan khusus yang hanya diketahui olehnya dan Tommy . Anggi termasuk wanita dengan paras cukup ayu. Banyak yang diam-diam menaruh hati padanya, termasuk Mike .