Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #30

Mind Reading - Bagian 09

"HOHOHO yes yes. I understand what you meant. HOHOHO!"

Sudah hampir lima menit Mike diam menunggu sambil berdiri di dalam ruangan dan mendengarkan pembicaraan entah apa antara Big Bear dengan lawan bicaranya lewat telepon.

Big Bear yang memiliki nama asli Pak Malik telah menjabat sebagai Direktur Product & Operation sejak tiga bulan lalu, menggantikan Bu Melinda secara mendadak.

Secara fisik, ia bertubuh lebih tambun daripada Silas dan lebih pendek sekitar lima cm dibandingkan Mike , berkacamata bulat dengan bingkai emas, memiliki pipi bergelambir, dan model rambut belah tengah disisir klimis. Ia selalu menggunakan kemeja dan celana kain setiap bekerja, sedikit berbeda dengan kebanyakan karyawan di Diamond yang umumnya menggunakan gaya berpakaian kasual.

Lama sekolah dan bekerja di Amerika membuatnya lebih terbiasa berbicara dengan bahasa Inggris, namun ia masih bisa mengerti bahasa Indonesia yang diucapkan secara lisan. Kemampuan membaca Bahasa Indonesianya terbilang jelek, sehingga ia pernah tidak sadar diejek saat salah seorang karyawan lupa menghapus tulisan ejekan dalam bahasa Indonesia di ruangan meeting.

"Ah, alright! See you soon," ucap Big Bear sambil menyudahi panggilan teleponnya. Ia melirik Mike sambil tersenyum dan menyuruhnya duduk di hadapan meja kerjanya.

"Asyik sekali Pak ngobrolnya," ucap Mike mencoba berbicara dulu sebagai niat baik memulai percakapan.

"Hmm. Ya, it was an old friend. Kalau you tadi gak lama masuknya, we can started our conversation sooner. Jadinya tadi keburu dia kasih story yang menarik and I just followed him."

Mike merasa sedikit tidak enak. Entah Big Bear berkata seperti itu dengan sengaja atau tidak karena membuatnya menunggu - yang sebenarnya hanya sebentar saja - tadi. Rasanya pembicaraan Mike dengan Anggi sebelum masuk ruangan tidak selama itu.

"Oh, ya sori Pak. Jadi, ada yang bisa saya bantu?"

"Alright. Just a moment," ucap Big Bear mengulik laptopnya sebentar, kemudian membalik laptop tersebut ke arah Mike .

Ia memperlihatkan kotak masuk email miliknya. Di situ terdapat email dari Silas mengenai proposal fitur baru. Judul email ditulis seadanya dan tidak ada tulisan sama sekali di badan pesan.

'Oh Sh*t! Itu pasti email si Silas yang harusnya dia kirim ke gw. Ini pasti dia gak sengaja salah kirim ke Big Bear. Untung gak ada kalimat ejekan berbahaya di situ,' batin Mike yang sedikit terkejut.

Lihat selengkapnya