"Terus, lu cemburu? Hahaha!" ucap Tommy sambil tertawa.
"Yaa... mana gw tahu kalau lu cuman anterin dia makan doank sambil nunggu balik," Mike bersungut sedikit sambil melahap nasi kari ayam.
Saat melihat Tommy makan malam berdua dengan Anggi di foodcourt Central Park Jumat lalu, Mike memutuskan untuk berbicara langsung dengan Tommy saat Selasa siang. Mereka berdua kembali makan siang bersama di salah satu restoran kari di mal Pacific Place.
Berdasarkan penjelasan Tommy , Jumat lalu Anggi memang sedang lembur di ruangan tim Product. Namun, saat melihat Tommy yang masuk ke ruangan tersebut untuk menaruh contoh merchandise di meja anggota timnya, Anggi langsung menyapanya dan mengajak untuk makan malam di luar.
"Tapi, lu beneran gak lagi backstab gw kan? Lu kan baru berapa minggu lalu jadian sama cewek lu. Gw kira, lu bosan terus malah sengaja ngedeketin Hime..."
"Kagak lah, gw orangnya setia kok. Kan lu tahu sejarah gw sama mantan yang sebelumnya. Malah mantan gw yang selingkuh dari gw," tukas Tommy dengan bangga sambil menyantap nasi kari sayur.
"Tapi gw masih bingung. Setahu gw, kalian cuman sebatas kenal nama aja. Aneh amat dia tiba-tiba nyapa lu duluan, ngajak makan malam lagi. Kalau lu yang gini ke cewek lain, gw sih masih maklum..."
"Oh, jadi lu mau bilang gw playboy?"
"Bukan! Maksud gw, Hime itu gak kelihatan banget tipe orang yang 'gerak' duluan...," jawab Mike dengan sedikit murung.
"Ya... elu kan gak pernah bener-bener pedekate sama dia. Mungkin emang lunya aja yang gak kenal sifat dia sebenarnya," balas Tommy sambil menyantap potongan kentang, "Terkadang, orang yang lu tahu dan kenal ternyata menyimpan sifat asli yang berbeda seratus delapan puluh derajat lho..."
Mike terdiam sebentar saat mendengar pernyataan tersebut.
"Wah, tumben omongan lu dalam. Jangan-jangan... Lu juga punya sifat asli yang beda banget dari yang selama ini lu perlihatkan ke gw?"
"Maybe?" balas Tommy sambil menangkat bahunya, "Kecuali lu bisa baca pikiran orang, lu gak akan tahu seratus persen sifat asli seseorang, atau apakah orang itu beneran teman atau ternyata musuh dalam selimut."
Mike tampak diam sebentar sambil melanjutkan makan. Ia sepertinya ingin mencerna kalimat yang diucapkan Tommy , apakah ada maksud tersembunyi atau tidak. Selain itu, ia juga berpikir apakah sebuah kebetulan saja ia menyebut 'bisa baca pikiran orang' barusan.
"Ah, betewe, lu kok tumben gak update di Instangram Story sih kalau makan di Central Park? Lu kan biasanya update banget pake Story kalau makan malam di luar kantor," tanya Mike yang masih ingin menggali lebih dalam kejadian tersebut.