Namaku Carlo , seekor anjing berjenis Siberian Husky berumur tujuh tahun. Aku tinggal bersama dengan manusia bernama Satria , adiknya Yudha , serta mama mereka. Makanan favoritku adalah kepingan snack daging merk Sir Canin dan aku paling benci dengan bau durian.
Siang hari ini, aku bersama para majikanku dan temannya, Evan , pergi bermain ke taman mal Central Park. Sudah lama aku tak bermain ke sini, jadi aku segera berlari ke sana ke mari begitu masuk ke daerah taman. Muka Yudha tampak seperti orang yang sewot karena aku melarikan diri darinya, namun Evan malah tertawa terbahak-bahak.
Taman ini enak sih buat kaki aku yang kukunya sedikit panjang. Ada bagian lantai yang merupakan padang rumput, dan ada bagian yang keras. Kalau tidak salah, Satria pernah menyebut ini semacam lantai aspal. Aku kurang suka menginjak daerah aspal kalau cuacanya panas, karena telapak kakiku yang malang mudah terasa kepanasan.
"WOOF!!"
Saat Evan melempar mainan frisbee berwarna oranye, aku berlari dengan semangat untuk mengambilnya.
"Yeah! Good boy, Carlo ! Sini balikkin lagi," ucap manusia tersebut sambil tersenyum mengayunkan tangannya.
Aku berlari dengan semangat ke arahnya sambil menggigit erat mainanku. Langit biru yang cerah dan angin sepoi-sepoi ini membuat aku semangat untuk bermain di taman mal. Bulu-bulu di tubuhku juga ikut melambai kecil karena tertiup angin. Saking senangnya dengan cuaca ini, aku mengibaskan ekorku berkali-kali setiap kali aku mengejar mainan maupun mengembalikannya ke Evan .
Terlepas dari cuaca, sebenarnya kepalaku sedikit pusing sih. Soalnya, majikanku dan Evan terus menerus memakai mainan yang sama. Dari tahun lalu, frisbee oranye ini dipakai sampai sudah mulai usang karena aku gigit terus. Apa mereka gak gak tahu rasanya bosan yah?
"Hei Carlo!! Sini sini, good dog!" teriak majikanku satu lagi yang bernama Satria .
"WOOF!! WOOF!!" aku menggonggong sambil berlari ke arahnya yang sedang duduk-duduk di tempat seperti kafe.
Oh ya, dari dulu aku paling senang kalau mendengar suara Satria . Rasanya seperti suara musik yang merdu di telinga aku. Ini sebenarnya rahasia ya, tapi aku lebih senang kalau main dengan Satria dibandingkan dengan Yudha . Kadang-kadang, adiknya tuh lupa memberi aku makan karena terlalu sibuk dengan mesin-mesin di kamarnya. Kalau gak salah, namanya laptop.
"Wow. Dogi lu nurut banget yah sama lu," ucap seorang pria berkacamata yang duduk di dekatnya.
Hmm, aku menoleh ke arah pria tersebut. Dari baunya, aku pernah mengenalinya sebagai salah satu teman Satria . Tapi, samar-samar aku mencium bau lain darinya...
"WOOOFFF!!"
Aku menyalak kencang ke arahnya. Aku ingin tahu apakah dia menggunakan parfum atau semacamnya sehingga mengeluarkan bau tersebut. Entah itu bau apa, tapi aku ingat kalau ini adalah bau yang muncul saat dulu majikan aku pernah menangis kencang.
Jangan-jangan, orang ini punya niat gak baik ke Satria ! Tampangnya mulai ketakutan. Rasakan kekuatan amarah seekor Carlo !