Sembilan bulan yang lalu...
"PRITTTT!!"
Suara peluit ditiup kencang tersebut menjadi aba-aba bagi para siswa kelas dua SMP Bina Bangsa untuk menghentikan kegiatan olahraganya. Mereka berkumpul dan duduk di hadapan guru olahraga mereka sesuai dengan instruksinya.
"Oke anak-anak. Hari ini, Ibu mau kenalin ke kalian guru baru kita," ucap guru mereka sambil memberi aba-aba kepada seorang pria muda di kejauhan untuk datang mendekat.
Para murid, terutama murid perempuan, tampak ribut kecil dan berbisik satu sama lain saat mereka menangkap paras tampan pria tersebut. Ia tampak masih muda, memiliki brewok dan kumis yang dicukur tipis, matanya bulat meneduhkan, rambutnya disisir klimis rapi.
"Baik, perkenalkan semua. Beliau adalah Pak Mario yang akan menjadi guru olahraga kalian menggantikan Ibu ya."
"Salam kenal semua. Semoga kita semua bisa berolahraga bersama dengan fun ya," ucap Pak Mario sambil menundukkan kepalanya sejenak ke arah para murid.
Setelah perkenalan, guru olahraga lama mempersilahkan kepada para murid untuk melempar beberapa pertanyaan kepada sang guru baru tersebut.
Ada yang menanyakan pertanyaan serius seperti rencana kegiatan olahraga mereka untuk beberapa waktu ke depan, namun ada juga yang menanyakan hal-hal agak pribadi.
"Sekarang udah umur berapa pak?" tanya salah satu murid.
"Tahun ini bapak akan berusia dua puluh lima."
"Udah punya pacar belum pak?" tanya salah seorang murid perempuan.
Pak Mario tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Beberapa murid perempuan tampak memperhatikan dengan seksama apapun kata-kata yang akan diucapkan olehnya.
"Hmm, kalau pacar sih belum ya...," jawab Pak Mario sambil memperhatikan murid-muridnya yang tampak senang - terutama sebagian murid perempuan -, namun ia melanjutkan kembali jawabannya, "Tapi kalau istri, sudah ada sih."
Pak Mario mengangkat tangan kirinya dan menunjukkan cincin berwarna perak yang tersemat di jari manisnya.
Beberapa murid perempuan tampak kecewa, sedangkan kebanyakan murid laki-laki malah terlihat bernafas lega. Guru olahraga lama mereka juga menunjukkan muka yang agak kecewa.