Setelah mengikat kontrak kekuatan super, Sherly memutuskan untuk pergi bersantai sejenak ke area taman rumah sakit bersama Friska .
Pada hari Senin sore, taman ini biasanya tidak begitu dipadati oleh pengunjung maupun pasien. Cuaca yang cerah dan langit yang mulai terlihat berwarna oranye membuat para pengunjung senang berjalan-jalan di taman.
Di taman ini, ada banyak bangku taman untuk duduk bersantai menikmati pemandangan. Selain itu, terdapat dua buah kolam ikan yang cukup luas dan dipagari di sekitarnya untuk mencegah anak-anak dan lansia tercebur secara tidak sengaja. Di sepanjang taman juga disebar beberapa pagar rumput yang dibentuk menjadi berbagai karakter binatang. Tidak heran bila banyak pengunjung yang betah berlama-lama untuk mengambil foto untuk diunggah ke media sosial.
"Coba, coba. Kamu udah download juga aplikasinya?" tanya Sherly sesuai dibantu duduk di salah satu bangku taman yang kosong oleh sahabatnya.
"Udah donk. Nih ya, aku cobain ambil kuisnya. Gak sabar aku dapat kekuatan super apa," jawab Friska sambil mengulik aplikasi Superpower di ponsel miliknya.
Kedua gadis tersebut tampak asyik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Sherly mengomentari beberapa pertanyaan yang sepertinya tidak muncul saat dirinya yang menjawab kuis tersebut.
"Mungkin beda orang, beda set pertanyaannya kali ya?" celetuk Friska yang masih belum memutuskan pilihan jawaban untuk pertanyaan 'Paling suka pakai baju warna apa'.
"Mmm... Iyah kali yah. Betewe, kamu cepetan donk milihnya. Semuanya pertanyaannya simple kan," balas Sherly yang tampak tidak sabaran.
Setelah menyelesaikan beberapa pertanyaan berikutnya, layar menampilkan loading screen selama beberapa detik dan memunculkan...
"Gak ada??" Friska berteriak kecil sambil menggerutu, "Ihhh, kok aku gak ada kekuatan apa-apa sih. Kezel ah!"
"Itu ada pilihan buat ambil ulang tuh kuisnya. Cobain lagi deh."
Friska mengikuti saran sahabatnya, namun setelah menyelesaikan seluruh pertanyaan, tetap tidak ada kekuatan super yang muncul sebagai hasilnya.
"Pukpuk, ya udah mungkin kamu emang gak punya kekuatan apa-apa."
"Ihh... Padahal aku udah berharap banget dapat kekuatan buat ngejodohin orang. Aku bisa pasangin orang di kelas, atau mungkin aktor-aktor film BL favorit aku bisa benar-benar aku bikin jadian juga di dunia nyata. Aihhhh..."
Sherly langsung mencubit kecil pipi sahabatnya yang mulai menghayal terlalu tinggi.
"Mungkin karena kamu punya niat busuk kaya gitu, makanya jadi gak dapat kekuatan apa-apa tuhhh."
"Ihh, itu kan niat baik. Lagian, emangnya kamu sendiri gak punya niat terselubung apapun pas lagi ngambil kuis kekuatan supernya?"
"Mmm... Ada deh~" jawab Sherly sambil tertawa kecil.
Kedua sahabat tersebut memulai silang pendapat lagi, namun Friska menghentikan ucapannya karena teringat dengan sesuatu yang ingin ia tanyakan.
"Eh. Ngomong-ngomong, kamu mau nyoba gak tuh jadinya pakai kekuatan ngelayang itu?"
Sherly mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka aplikasi Superpower. Ia memandangi sejenak gambar avatar kucing kartun di bawahnya, kemudian melirik ke arah lengan kanannya. Ia mencoba mengorek gambar tato kucing Korona di lengannya, namun tato tersebut benar-benar seperti sudah tercetak di kulitnya.
"Kenapa Sher? Tatonya bikin gatal?"
"Oh, gak sih. Aku masih kaget aja ini beneran, bukan halusinasi. Ya udah, nih coba kita lihat bareng ya cara pakainya."
Sherly menekan tombol 'Aturan Main' untuk membaca aturan kekuatan super miliknya. Friska menyempitkan jarak duduknya dengan Sherly agar dapat ikut membacanya dengan mudah.