Pertengahan Januari, awal tahun ini...
"Sherly, ada waktu sebentar?" tanya Pak Mario saat jam olahraga baru saja usai.
Sherly yang sedang berjalan bersama sahabatnya untuk kembali ke kelas, Friska, menghentikan jalannya.
"Iyah Pak. Ada apa?" jawabnya dengan ekspresi sedikit ketakutan.
"Begini. Saya mau minta maaf lagi soal... pakaian dalam kamu yang terbawa sama Bapak pas kemping akhir pekan kemarin. Saya sungguh gak tahu kenapa baju tersebut bisa ada di dalam tas saya."
"... Iyah Pak. Saya juga sudah maafin Bapak. Mungkin juga ada murid yang iseng nyuri baju dalam saya dan masukin ke tas Bapak," ucap Sherly tanpa melirik ke arah gurunya.
"Benar," Pak Mario mencoba menyentuh pundak Sherly, "Memang bisa jadi-"
"Pak, yang bisa masuk ke tenda murid perempuan cuman Bapak sama murid perempuan lain. Wajar kan, kalau kami berpikir Bapak pelakunya," sela Friska dengan tampang galak sambil menarik tubuh Sherly.
"Nah itu... Saya juga gak mengerti. Tapi, saya harap kita bisa bicarakan ini baik-baik."
Pak Mario melemaskan tangannya dan menjauh sedikit, seolah paham bahwa gestur yang hendak ia lakukan dapat membuat Sherly semakin takut. Sementara itu, Friska masih memegang erat Sherly sambil memasang tampang waspada.
"Tolong, jangan sampai ada rumor gak jelas di kalangan para murid ya," wajah Pak Mario sedikit memelas, "Saya hampir menghabiskan waktu satu jam untuk ngasih pengertian ke istri saya. Lalu. ini saya masih mencoba bertanya kepada peserta kemping lain juga, barangkali ada yang lihat pelakunya."
Sherly diam tidak menjawabnya, masih tidak memandang ke arah gurunya. Ia memandang sejenak ke arah Friska.
"Ya sudah Pak. Kami juga gak mau nuduh sembarangan dulu kalau belum ada bukti konkrit," Friska menjawab seolah mewakili sahabatnya.
"Oke. Oh ya, nanti untuk kemping akhir bulan ini, Bapak akan membawa sosis dan mashmellow. Soalnya, budget ekskul kita gak cukup kalau beli makanan sebanyak itu. Kita bikin barbekyu ya. Kalian bisa tetep datang kan?"
"... Iyah Pak. Saya harusnya bisa datang. Toh, saya juga yang menyusun jadwal acaranya. Acara permainan juga sudah saya siapkan," jawab Sherly yang kini memandang sang guru.
Wajah Pak Mario tampak melunak dan kembali memunculkan keramahannya seperti biasa.
"Sip. Seperti biasa, kamu memang pengurus ekskul andalan Bapak. Makasih ya. Bapak mau istirahat dulu, silahkan kalian ganti baju dan kembali ke kelas."
"Sama-sama Pak," balas Sherly.
Sesaat setelah guru tersebut pergi mendahului Sherly, Friska langsung berbisik kepada sahabatnya.
"Sstt... Kamu mending agak hati-hati. Jangan-jangan selama ini Pak Mario paling dekat sama kamu dibandingkan murid-murid lain tuh, ada udang di balik batu."