Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #63

Levitation - Bagian 16

"Apa kabar, Sherly? Kamu... Sendirian saja jadinya?" tanya Pak Mario sambil berjalan menghampirinya. Ia menengok ke sekitarnya, seolah memeriksa apakah ada yang mendampingi Sherly atau tidak.

"Bapak... Kok ada di sini?"

"Oh, kebetulan hari Sabtu ini, saya lagi nemenin keponakan saya untuk konsultasi ke dokter. Terus, tadi saya lihat kamu lagi antri ke labirin ini. Jadinya, saya join juga deh bareng keponakan saya. Soalnya tampak fun," jawab Pak Mario sambil tersenyum ramah.

"Tapi, kok keponakan Bapak gak ada?" tanya Sherly dengan gugup.

"Dia tadi udah saya antar ke dekat pintu keluar. Kita udah beresin semua tugas lho," ucap Pak Mario sambil membuat simbol 'peace' dengan kedua jari tangannya, "Terus karena saya lihat kamu tadi sempat bareng kakak kamu, jadinya saya putuskan untuk menghampiri kamu dulu."

Dari pernyataannya barusan, guru tersebut tampaknya memang sudah mengincar momen ini untuk mendekati Sherly. Ia berjalan memutari Sherly dan langsung menggenggam pegangan kursi rodanya.

"Saya rasa, kita pindah ke tempat lain dulu ya untuk mengobrol. Ada satu area kecil di ujung jalan yang ini. Di sana, ada mahasiswa penjaga yang ngasih tugas. Kamu belum ke sana kan?" Ucapnya sambil tiba-tiba mendorong kursi roda Sherly.

"Eh? Bapak tahu dari mana? Ini mau ke mana?"

"Saya lihat kamu dan kakak kamu dari tadi gak memegang balon ungu. Itu bukti yang dikasih si mahasiswa pemberi tugas di ujung sana nanti. Yuk, Bapak temenin kamu sambil ngobrol soal kesalahpahaman kita."

Sherly diam saja sambil dibawa ke tempat yang dimaksud oleh Pak Mario. Dalam pikirannya, ia sedang memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk keluar dari situasi ini.

Perlukah ia menggunakan kekuatan Levitation untuk kabur? Tapi, percuma saja jika digunakan dalam kondisi sekarang. Pak Mario bisa-bisa malah berpegangan pada kursi rodanya untuk tetap berada di dekatnya.

"Nah, sudah sampai. Halo lagi, Mas Dito," ucap Pak Mario menyapa mahasiswa petugas.

Di area kecil tersebut, terdapat salah satu kolam ikan besar yang memang sudah menjadi bagian dari taman rumah sakit ini. Hanya saja, pintu pagar masuk ke kolam sudah dibuka.

Kemudian, terdapat sebuah papan kayu lebar yang menghubungkan dua tepi kolam tersebut. Satu tepi terhubung dengan pintu masuk ke kolam, sedangkan di tepi satu lagi terdapat beberapa balon berwarna ungu yang diikat pada tiang portable. Di sekitar mereka, tidak ada siapapun selain mahasiswa petugas bernama Dito tersebut.

"Oh, mas yang tadi ya. Bukannya tadi teh, sudah main di sini?" tanya si pemuda dengan logat bahasa Sunda yang cukup kental.

"Iyah, ini saya bantuin pasien lain yang kebetulan anak didik saya. Boleh kan?"

"Ohh, boleh atuh mas. Silahkan dek, siap-siap di pintu masuk. Tenang, ini mah aman kok buat yang pakai kursi roda juga," ujar si pemuda sambil mengarahkan keduanya ke dekat pintu masuk kolam.

Lihat selengkapnya