Namaku Carlo , seekor anjing berjenis Siberian Husky berumur tujuh tahun. Aku tinggal bersama dengan manusia bernama Satria , adiknya Yudha , serta mama mereka. Makanan favoritku adalah kepingan snack daging merk Sir Canin dan aku paling benci dengan bau durian.
Hari ini, semua majikan aku sedang pergi. Yudha mengantar sang Mama ke rumah sakit, sedangkan Satria pergi ke luar kota untuk mengunjungi pemakaman temannya di Bandung. Aku sebenarnya sedikit khawatir karena dia tampak sakit kepala berkali-kali sebelum pergi tadi. Untunglah setelah aku menjilati wajahnya beberapa kali, sakitnya hilang.
Memang, lidah aku ini punya kekuatan penyembuh luka! Carlo si anjing peliharaan super, siap membantu majikannya yang kesakitan!
"WOOF!"
Aku mengonggong spontan karena bangga kepada diri sendiri. Kebetulan tidak ada orang lain, jadi aku tidak akan dianggap anjing gila.
Sekarang, rumah ini kosong. Sebagai anjing peliharaan yang baik, aku harus berpatroli menjaga kedamaian di rumah ini. Kalau berhasil menjaga ketenangan rumah, siapa tahu Satria akan meningkatkan jatah makan siang aku. Lumayan, kan?
Saat ini, aku masih berada di ruang makan keluarga. Sebagai permulaan, aku segera berlari ke ruang tamu. Mama Satria dan Yudha sangat senang dengan seni melipat dan kerajinan tangan, jadi ruangan rekreasi mereka juga cukup terkesan artistik. Ada banyak lukisan dan pajangan hasil kerajinan tangan sang Mama.
Aku memperhatikan setiap sudut ruangan untuk mengecek bila ada maling atau penyusup yang bersembunyi. Aku mengendap untuk melihat-lihat lemari pajangan, belakang rak kotak besar bernama televisi, dan juga di bawah sofa panjang hijau. Kalau sampai ketemu, siap-siap saja mengucapkan salam kepada cakar tajam aku yang baru digunting kemarin oleh Satria .
Oke, aman. Tidak ada makhluk asing apapun.
Sebelum lanjut berpatroli, aku mau meminta tips patroli dulu dari televisi ini. Pertama-tama, aku harus mengonggong dengan rendah hati agar televisi ini mau merespon aku.
"WOOF! WOOF! WOOF!"
Kedua, aku harus mengambil kotak kecil berbentuk persegi panjang berwarna hitam dengan motif abu-abu di atas televisi. Kalau tidak salah, sang Mama pernah menyebutnya sebagai remot tivi. Aku melompat pendek dengan elegan sambil memijak setiap lantai di rak televisi dan mengambil remot tersebut dengan mudah.
Hmm, seandainya ada kejuaraan melompat rak televisi untuk hewan peliharaan, aku pasti sudah berhasil menempati posisi pertama. Satria akan semakin bangga dengan aku dan Yudha pasti lebih rajin lagi mengurus aku.
Oke lanjut. Sekarang, aku harus membawa remot ini ke atas sofa dan menaruhnya. Kemudian, aku harus menekan tombol berwarna merah ini dan...
"Selamat siang pemirsah! Saya Rosi, siap mengupas tuntas seluruh gosip selebritas dan berita viral lain setajam pisau dapur!"
Waduh! Keras sekali suaranya!
Televisi sepertinya ikutan bersemangat karena tidak ada orang lain di rumah. Kalau tidak salah, sang Mama pernah menekan tombol seperti anak panah ini untuk membuat televisi mengurangi suaranya.
"Pemirsah! Kasus pembunuhan yang menimpa karyawan Diamond ini tampaknya bisa ditutup cepat. Pelakunya mengakui perbuatannya. Oh, sungguh tega sekali pemirsah, ia membunuh bawahannya karena takut skandal asusila dirinya terkuak."
Oke, suaranya sudah lebih kecil. Sekarang aku tekan tombol anak panah yang ini beberapa kali sampai ketemu dengan...
"DURURUMM!! Captain Rover kembali beraksi! Di episode ini, siapakah hewan malang lain yang membutuhkan bantuan Captain Rover?"
Nah, ini dia! Captain Rover merupakan anjing jenis Samoyed yang menjadi idola para anjing peliharaan seperti aku. Dia bisa berbicara dengan manusia, melompat dengan kecepatan tinggi, memiliki gigitan yang dapat mengoyak kaleng besi, dan tentunya hati yang baik.
Selain aku, Yudha juga menonton tips dari Captain Rover diam-diam saat tidak ada orang lain di rumah. Oleh karena itu, aku merasa dia sebenarnya majikan yang baik juga.
Hei, hanya orang dan anjing yang baik saja yang mengidolakan Captain Rover.
***