Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #75

Time Freeze - Bagian 07

Di hari Sabtu siang ini, taman Central Park cukup ramai dikunjungi oleh para pengunjung mal yang membawa peliharaan. Carlo tampak bermain dengan riang bersama mainan tulang karetnya di dekat salah satu kolam.

"Ci, itu dogi gak kasihan apa main di dekat kolam? Kalau jatuh kecebur, nanti bosnya Cici gak ngamuk, apa?" komentar Edwin yang sedang duduk berdua bersama kakaknya di salah satu bangku yang posisinya berada di dekat kolam.

"Ah, santai aja. Carlo itu anjing yang pintar kok. Gak akan tiba-tiba menceburkan dirinya ke kolam, kecuali ada yang ngedorong dia," jawab Ellie sambil melahap es krim vanila yang dibelinya di salah satu stand makanan.

"Hmm, tapi kan itu mungkin kalau dia jalan-jalan bareng sama Evan atau majikannya. Biasanya kan dogi lebih menurut sama orang yang gak asing dengan mereka. Terus-"

"Nih!" Ellie tiba-tiba menyodorkan sesendok es krim kepada adiknya, "Udah, gak usah banyak pikiran. Dari tadi juga Carlo menurut aja kok sama kita di sini."

Edwin memandang sebentar sendok es krim di hadapannya.

"Gak ada racunnya. Yuk makan!"

Edwin pasrah ketika Ellie memutuskan untuk langsung menyuapi es krim tersebut ke dalam mulutnya akibat dirinya tidak langsung menjawab apapun. Merasa es krim tersebut enak, Edwin akhirnya meminta disuapi lagi oleh kakaknya.

Keduanya tampak menikmati cuaca cerah dengan hembusan angin sepoi-sepoi di taman tersebut. Yudha dan Evan sedang pergi belanja kebutuhan rumah Yudha titipan mamanya. Berhubung hari ini seharusnya tugas Yudha untuk mengajak Carlo berjalan-jalan sebelum dibawa ke dokter hewan oleh Satria, akhirnya ia minta tolong kepada kedua saudara Evan untuk mengawasi peliharaannya sementara di taman Central Park.

"Itu anak duaan akrab banget yah, pergi ke mana-mana bareng terus," gumam Edwin setelah melahap sendok es krim ke tujuh.

"Yah, namanya juga sahabat dekat sejak SMP. Kamu juga bukannya punya tiga teman akrab kan?"

"Iya... tapi satunya kan sudah tiada," jawab Edwin.

Ellie diam sebentar sebelum kembali berbicara, "Kan, masih ada dua teman yang lain?"

"Aku... Gak tahu mereka masih disebut teman atau gak."

"Wah, adik aku lagi berantem ya? Coba sini. Cerita ke Cici. Siapa tahu Cici bisa ngasih advise berguna."

"Emangnya Cici pernah punya teman dekat gitu?" dahi Edwin mengernyit, "Perasaan dulu sekolah dan kuliah, Cici jarang banget pergi jalan-jalan bareng teman. Pacar aja aku gak pernah lihat. Kayaknya Cici kurang relevan deh kalau mau ngasih advise- ADUDUH!"

Ellie menjewer telinga adiknya dengan agak kencang dan memasang muka galak. Edwin mengerang kesakitan selama beberapa detik sebelum jeweran tersebut akhirnya dilepas.

Lihat selengkapnya