Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #77

Time Freeze - Bagian 09

Sebelum bertemu dengan CrazyMonsta, Peter memiliki berbagai macam bayangan akan wujud sesungguhnya sahabat penanya tesebut. Mulai dari orang yang ekstrover seperti Reza hingga orang yang tampak kutu buku namun punya jiwa petualang.

Ia sempat menduga kalau CrazyMonsta sesungguhnya adalah salah satu orang yang sempat ia kenal atau ketahui di kampus, namun tidak pernah terpikir sama sekali bahwa orang tersebut adalah orang yang menyebabkan kekacauan dua bulan lalu yang menghilangkan nyawa Reza.

Apakah CrazyMonsta alias Stanley sebenarnya sudah mengetahui identitas dirinya sejak awal dan memiliki niat tidak baik?

"Lu... Stanley? Lu CrazyMonsta?"

"A... Iya. WhitePete itu... lu?"

Keduanya diam di tempat dengan wajah terkejut. Tampaknya, Stanley juga tidak menyangka bahwa WhitePete adalah dirinya. Peter merasa dirinya ingin kabur saja dari tempat tersebut.

Ya, kabur sejauh mungkin dari orang yang berkontribusi atas perubahan kehidupannya sekarang.

"Emm.. Anu... Kayaknya gw harus-"

"Tunggu!" Stanley langsung menggenggam lengan kanan Peter sebelum ia mulai bergerak, "Gw benar-benar gak tahu WhitePete itu lu... Tapi seperti yang gw bilang di surat, gw benar-benar butuh orang untuk diajak ngobrol."

Mata Stanley tampak sedikit berkaca-kaca. Suaranya terdengar agak bergetar. Bahkan, genggamannya pun terasa agak kuat, seolah mengharapkan pertolongan darurat.

"WhitePete... Bisakah lu... Tetap di sini? Please?"

Peter diam untuk menimbang sebentar. Di satu sisi, orang ini memiliki keterlibatan atas penyebab kematian sahabatnya. Di sisi lain, Peter merasa dia serius membutuhkan orang untuk menjadi tempat pencurahan beban pikirannya. Yah, meskipun dirinya juga sedang memiliki banyak beban pikiran.

"... Tapi, gw juga mengerti kalau lu sangat benci dengan gw. Sori, gw juga gak bisa memaksa lu," ucap Stanley dengan nada pasrah. Ada kesedihan yang terpancar dari ucapannya.

Peter bukan seorang psikolog, namun ia bisa melihat bahwa mata Stanley tidak berbohong. Pancaran matanya sangat berbeda dibandingkan dengan yang pernah ia lihat ketika melihatnya di kampus semester lalu.

Orang ini benar-benar membutuhkan teman berbagi cerita.

"Emm... Oke. Oke. Gw... udah janji mau mendengar curhatan CrazyMonsta. At least, gw akan berusaha bersikap biasa saja, asalkan kita gak membahas kejadian yang lalu..."

Wajah Stanley seolah sedikit bersinar ketika mendengar ucapan Peter. Ia menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Thanks so much," ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Iya, sama... Lu bisa lepasin pegangan lu dari tangan gw nih," Peter menunjuk ke arah lengannya yang masih digenggam Stanley sejak tadi.

"Oh... Sori sori. Soalnya gw khawatir lu kabur lagi kayak waktu itu di rumah sakit. Haha," ucap Stanley sambil melepaskan genggamannya.

"Baru tadi gw bilang jangan bahas kejadian yang lalu..."

"Eh! Sori, gw kira cuman kejadian yang lebih lawas itu. Oke, sori. Pretty sorry," Stanley mengatupkan kedua telapak tangannya sambil meminta maaf berkali-kali.

Setelah menggulingkan bola matanya sebagai reaksi atas permintaan maaf tersebut, Peter duduk di hadapan Stanley dan mulai memesan beberapa makanan kepada pelayan yang berjaga.

Lihat selengkapnya